jpnn.com, BATAM - Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) yang menurun pada triwulan ketiga tidak akan memengaruhi pasar penjualan properti di Batam.
"Acuan data dari Bank Indonesia (BI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) selalu jadi referensi buat kami. Jika ada penurunan itu hal yang biasa, karena itu bagian dari koreksi perekonomian," kata pengusaha properti Batam Robinson Tan di Batamcentre, Rabu (28/11).
BACA JUGA: KPK Rilis Survei Penilaian Integritas, Skor Kepri Hanya 67,5
Menurutnya, tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun berbanding terbalik dengan pertumbuhan pasar properti. "Ekonomi turun tidak serta merta menjadikan penjualan properti menurun. Keduanya tidak linear, sehingga efeknya tidak langsung terasa," paparnya.
Selama penduduk Batam terus bertambah, maka kebutuhan rumah akan terus bertambah. "Pasar pasti akan naik dan yang membatasinya hanya daya beli yang terbatas," katanya.
BACA JUGA: Nakhoda dan 11 ABK Gadungan MV An Kang Diringkus TNI AL
Satu lagi tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2019 adalah bagaimana cara merayu kaum milenial dalam membeli rumah.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam Achyar Arfan mengatakan hunian bukanlah prioritas kaum milenial saat ini. Saat ini, mereka lebih condong memprioritaskan diri pada jalan-jalan, gadget dan komputer. Kaum milenial ini banyak yang bekerja di bidang informasi dan teknologi (IT).
BACA JUGA: Apindo Dukung Luhut Tolak Industri Plastik Hadir di Batam
"Properti menjadi prioritas terakhir. Mereka lebih suka mengontrak karena mobilitas. Padahal jika dilihat dari penghasilan seharusnya mereka mampu menabung dan berinvestasi," ucapnya.
Dalam setahun, pengembang di Batam bisa melepas produk barunya sebanyak 10 ribu hingga 12 ribu unit properti. Rentang harganya antara Rp 300 juta hingga Rp 700 juta. Dari jumlah tersebut, pembeli dari kalangan milenial masih terbatas.
"Mereka ini punya daya beli, tapi bergeser. Makanya perlu dicarikan solusi termasuk juga solusi dari perbankan. Mengingat mereka ini punya pangsa pasar 30 hingga 40 persen," paparnya.
Mekanisme untuk generasi milenial terkait kepemilikan properti juga menjadi perhatian serius lembaga perbankan. Salah satunya yang memberikan atensi adalah Bank Tabungan Negara (BTN) Batam.
Branch Manager Bank BTN Batam, Ali Irfan mengaku telah mempersiapkan produk-produk perbankan yang sangat dinamis untuk kalangan milenial. Dan semuanya bisa disesuaikan untuk generasi ini.
“Contohnya, dengan memperpanjang masa tenornya hingga angsurannya yang sangat fleksibel. Intinya, produk ini kita kemas dalam bentuk yang dinasmis untuk mereka. Jadi sekali lagi hal ini sengaja dilakukan untuk menyiasati hal tersebut. Akan tetapi, tentunya tidak bertabrakan dengan regulasi yang ada," jelas Ali.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lakukan Ship to Ship, Kapal Berbedara Singapura Ditangkap
Redaktur & Reporter : Budi