Ekonomi Global Lesu, JK: Tak Masalah Bila Kebutuhan Dasar Masyarakat Stabil

Sabtu, 25 Juni 2016 – 23:23 WIB
Wapres Jusuf Kalla. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan saat ini kondisi ekonomi global masih lesu. Di belahan dunia mana pun, kata JK, jauh lebih banyak mendengar berita dukanya. Contohnya, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, bahkan Tiongkok.

“Bahkan bisa jadi lebih parah. Ini karena faktor uang, ekonomi global belum lepas dari resesi," ujar JK saat buka puasa bersama dengan Yayasan Jenggala Center, di Jalan Ciasem, Jakarta, Sabtu (25/6).

BACA JUGA: Belum Ditemukan Uang Hasil Kejahatan Masuk Industri PBK

Hadir pada acara tersebut Menteri Desa Marwan Djafar, Ketua Dewan Pertimbangan Jenggala Center, Iskandar Mandji, dan Dewan Eksekutif Jenggala Center Ibnu Munzir. Hadir sejumlah anggota DPR antara lain Agun Gunandjar, Airlangga Hartarto, Azis Syamsudin, dan Erwin Aksa.

JK yang juga Ketua Dewan Kehormatan Yayasan Jenggala Center menjelaskan, tak masalah ekonomi dunia masih goyang akibat resesi. Terpenting, Indonesia terus memperkuat diri, dan memunculkan kekuatan dari dalam dirinya sendiri.

BACA JUGA: Inilah Prediksi soal Dampak Brexit ke Indonesia

"Saat ini kita tidak bisa harapkan bantuan dari Amerika, China, Eropa, atau negara Timur Tengah. Karena mereka sendiri jauh lebih sulit dari kita. Kita harus bersyukur," ujar JK.

Menurut JK, bangsa Indonesia harus fokus bagaimana sekarang ini memunculkan kekuataan internal agar bisa menciptakan keseimbangan dalam pembangunan ekonomi. Ekonomi yang tumbuh harus berkeadilan. Jangan ada ketimpangan sosial yang tinggi.

BACA JUGA: Ini Pernyataan Dua Wakil Gubernur Soal Menara BTS

"Kita hadapi tantangan ke depan, tantangan global yang berat. Tidak masalah, kita hadapi dengan kepala tegak, hal penting adalah kebutuhan ekonomi dasar masyarakat harus stabil," tegasnya.

Menurutnya, faktor sebuah negara itu bisa maju selain memiliki kekayaan SDA, juga memiliki kemampuan dalam mengelola negara. Semua negara kaya, ujarnya, bisa jatuh miskin karena salah kelola.

"Lihat Venezuela, Libya, Irak, dan negara Timur Tengah lainnya, mereka punya cadangan minyak yang lebih besar dari kita, tapi apa? Sekarang mereka jauh lebih miskin," ungkapnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengingatkan, kekayaan SDA yang dimiliki bisa habis kapan saja. Tapi bila Indonesia memiliki kemampuan internal yang baik dalam mengelola negara, maka semua hal bisa diatasi.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taspen Bagikan 24.300 Paket Sembako Murah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler