Ekonomi Global Tegang, Harga Minyak Dunia Anjlok

Rabu, 06 Juli 2022 – 06:19 WIB
Harga minyak anjlok sekitar sembilan persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Harga minyak anjlok sekitar sembilan persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).

Harga minyak dunia mencatat penurunan harian terbesar sejak Maret di tengah karena meningkatnya kekhawatiran resesi global, lockdown China, serta penguatan greenback yang dapat memangkas permintaan.

BACA JUGA: Indonesia Bersiap untuk Ekonomi Digital Berskala Global

Patokan global harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terperosok USD 10,73 atau 9,5 persen, menjadi menetap di USD 102,77 per barel.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus merosot USD 8,93 atau 8,2 persen menjadi ditutup di USD 99,50 per barel.

BACA JUGA: Permintaan Menanjak, Harga Minyak Dunia Naik, Masih Bakal Lanjut?

Tidak ada penyelesaian untuk WTI pada Senin (4/7/2022) karena hari libur AS.

Kedua harga acuan mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak 9 Maret dan memukul harga saham perusahaan minyak dan gas utama.

BACA JUGA: Perdagangan Kacau Balau, Harga Minyak Dunia Naik Lagi

Direktur Energi Berjangka Mizuho, Robert Yawger menilai situasi yang dialami harga minyak dunia akibat ketakutan akan resesi.

Harga minyak berjangka tenggelam bersama dengan gas alam, bensin dan ekuitas, yang sering menjadi indikator permintaan minyak mentah.

Lockdown massal COVID-19 di China menebar kekhawatiran akan potensi penguncian yang mengancam akan memperdalam pengurangan konsumsi minyak.

Shanghai mengatakan akan memulai putaran baru pengujian massal terhadap 25 juta penduduknya selama periode tiga hari, mengutip upaya untuk melacak infeksi yang terkait dengan wabah di sebuah bar karaoke.

"Kami melihat beberapa likuidasi panik. Banyak kegugupan," kata Wakil Presiden Senior untuk perdagangan BOK Financial, Dennis Kissler.

Kissler juga melihat ada kekhawatiran bahwa permintaan musim mengemudi musim panas AS akan turun setelah liburan 4 Juli juga tampaknya membebani pasar.

Dow Jones Industrial Average tergelincir sekitar satu persen, sementara Indeks S&P 500 turun kurang dari satu persen.

Harga gas alam AS jatuh 4,7 persen, minyak pemanas turun sekitar 8,0 persen dan bensin untuk pengiriman di New York Harbor anjlok 10,5 persen.

Presiden Konsultan Lipow Oil Associates, Andy Lipow menyebut jika resesi ekonomi global benar-benar melanda, maka permintaan energi akan berkurang secara signifikan.

"Pasar komoditas bisa sangat tak kenal ampun ketika mengalami resesi dan pasokan melebihi permintaan," kata Lipow.

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler