Ekonomi Kepri Tumbuh, tapi...

Kamis, 03 Desember 2015 – 05:13 WIB

jpnn.com - BATAM - Ekonomi Kepri tumbuh melambat. Namun masih tetap merupakan pertumbuhan posisi tertinggi di regional Sumatera. Pada triwulan III tahun 2015 pertumbuhan sebesar 5,72 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,25 persen (yoy).

"Ekonomi Kepri ini tetap tumbuh. Tapi memang melambat. Tetapi kita tetap yang tertinggi di regional Sumatera," kata Gusti Raizal Eka Putri, kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kepri, seperti dikutip dari batampos.co.id (Group JPNN) Selasa (1/12).

BACA JUGA: Alamak... Kontraktor Kabur, Semenisasi Jalan Terbengkalai, Distako Kok Lepas Tangan?

Gusti mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari ketidakpastian ekonomi global, termasuk rencana kenaikan suku bunga The Fed Res AS. Kemudian juga kondisi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat dan harga komoditas global yang masih menurun.

"Jadi ini sangat berpengaruh terhadap negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Dituduh Korupsi Triliunan Rupiah, Timses Cagub Laporkan Media Kalteng ke PWI dan Polisi

Meski demikian, Gusti menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,73 persen (yoy) pada triwulan II 2015. Ini sedikit meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,67 persen (yoy). 

Sementara inflasi di Kepri lebih tinggi dari inflasi nasional dan menempati urutan kedua tertinggi di Sumatera. Padahal sebelumnya Inflasi Kepri selalu lebih rendah dari nasional. Pada triwulan III 2015 Kepri mencatat inflasi  8,30 persen (yoy) lebih tinggi dari inflasi triwulan sebelumnya  8,21 persen dan nasional 6,83 persen (yoy). 

BACA JUGA: Jual Ekstasi Ke Polisi, DJ dan Mantan TNI Akhirnya Meringkuk Di Penjara

Kata Gusti, meskipun ketidakpastian kondisi ekonomi global masih tinggi tetapi daya tahan perekonomian Indonesia masih terjaga dan lebih baik dibanding negara-negara lain di regional. Kunci dari daya tahan tersebut salah satunya adalah kolaborasi kebijakan yang secara konsisten dikeluarkan oleh pemerintah.

Rentetan kebijakan terkait percepatan perizinan, penurunan harga BBM, insentif pajak, deregulasi berbagai peraturan, skema upah, maupun skema KUR terbaru diharapkan dapat dipenetrasikan dan direalisasikan juga secara konsisten di seluruh daerah termasuk di Provinsi Kepri secara khusus di Kota Batam.

Tingginya inflasi volatile food dan administered price memengaruhi pencapaian target inflasi Indonesia, daya saing produk lokal Indonesia di luar negeri relatif masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain dan kinerja Indonesia paling lemah terjadi pada efisiensi pasar tenaga kerja. (ian/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduh.. Tak Ada Dana, Warga Tidak Dapatkan Air Bersih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler