jpnn.com, BATAM - Masih lesunya perekonomiaan masyarakat diduga menjadi salah satu faktor rendahnya kesadaran membayar pajak di Batam, Kepulauan Riau.
Hal itu dapat dilihat dari capaian pendapatan sektor pajak dan retribusi di triwulan pertama hanya 15 persen.
BACA JUGA: Penurunan Pajak Diajukan Tahun Ini
Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Batam, Raja Azmansyah mengakui target pendapatan dari sektor pajak dan retribusi pada bulan pertama belum tercapai. Namun, pada triwulan kedua, dia optimis target pendapatan dari pajak dan retribusi akan tercapai.
"Triwulan pertama memang masih rendah hanya 15 persen. Tapi akan kita kejar pada triwulan selanjutnya," kata Raja di Batamcenter seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Minim Even dan Isu Dalam Negeri Gerus Kunjungan Wisman ke Batam
Dikatakannya, lemahnya pendapatan sektor pajak dan retribusi diduga terjadi karena beberapa faktor. Lemahnya kondisi ekonomi diduga turut menjadi penghambat capaian. Padahal pihaknya telah mempermudah akses pembayaran pajak lewat online.
"Kondisi ekonomi. Kalau untuk sistem pembayaran pajak malah lebih mudah karena sudah online. Apalagi kita sudah bekerjasama dengan beberapa bank," terang Raja.
BACA JUGA: Wali Kota Batam Pesimis Bisa Kembangkan Destinasi Wisata Baru
Bahkan, menurut dia, bank bjb kembali menambah alat perekam data atau taping box. Dimana alat tersebut berfungsi mengirim data transaksi secara langsung ke server Dispenda.
"Bank BJB menambah 50 taping box lagi, kemarin mereka sudah ada 10. Sedangkan bank riau sudah ada 50 taping box. Jadi total keseluruhaan alat yang ada di dua bank sudah 110," imbuh Raja.
Dengan adanya penambahaan alat untuk pembayaran pajak online, ia berharap pendapatan dari sektor pajak dan retribusi bisa meningkat. Meski kondisi ekonomi di Batam masih lesu.
"Harapan kita pasti ada. Mudah-mudahan bisa tercapai sesuai target Rp 800 miliar," harapnya.(she)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuwait Ingin Terapkan FTZ Seperti Batam
Redaktur & Reporter : Budi