Ekonomi Memburuk, SBY Masih Favorit

Popularitas Prabowo Naik karena Iklan

Jumat, 10 Oktober 2008 – 09:42 WIB
JAKARTA - Nama Susilo Bambang Yudhoyono masih yang paling populer sebagai capres 2009Namanya masih unggul dari mantan Presiden Megawati Soekarnoputri

BACA JUGA: KPU Revisi Format Desain Surat Suara Pemilu 2009

Itulah hasil survei National Leadership Center (NLC) dan Taylor Nelson Sofers (TNS) yang dipublikasikan, Kamis (9/10)


Survei tersebut dilakukan pada 15-26 September 2008

BACA JUGA: Soal Lambatnya DCS, KPU Berkelit

Popularitas SBY mencapai 34 persen
Persentase tersebut meningkat tujuh persen dibanding hasil survei Juli lalu, yakni 27 persen.

Sementara itu, popularitas Megawati Soekarnoputri hanya 22 persen

BACA JUGA: Kisah Istri-Istri Ketua Umum Parpol Mendampingi Suami

Di posisi ketiga ada Prabowo dengan 15 persenMantan Danjen Kopassus tersebut populer karena iklan yang gencarPosisi Prabowo berada di atas Sri Sultan dan Wiranto yang masing-masing mendapat empat persen

''Kami melihat melejitnya Prabowo disebabkan iklannya yang menyentuh, tidak filosofis, dan mudah dicerna,'' ujar Presiden Direktur NLC Taufik BahaudinMenurut dia, selain Prabowo, salah seorang yang akan menjadi kuda hitam dalam pilpres 2009 adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Survei yang dilakukan NLC dan TNS juga menanyakan kepuasan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat iniMereka ditanya perbandingan situasi ekonomi saat ini dengan tahun laluDi antara 2.000 responden, 39 persen menjawab lebih burukHanya 27 persen yang menjawab lebih baik dan 34 persen menyatakan sama saja

Hasil survei tersebut mencerminkan dua fakta yang berlawananKetika mayoritas masyarakat merasa kondisi ekonomi lebih buruk, popularitas SBY justru meningkatMenanggapi hasil survei yang bertolak belakang tersebut, Taufik Bahaudin memaparkan, hal itu merupakan realitas mayoritas pemilih di IndonesiaMereka sangat memisahkan figur dengan institusi yang dipimpinnya''Mereka memisahkan antara SBY dan pemerintahMereka tidak memilih Megawati karena PDIP-nya,'' tegasnya

Menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut, mayoritas pemilih kita masih memisahkan rasionalitas dengan emosionalJika mereka sudah mendukung idolanya secara emosional, faktor rasional sudah tidak dipertimbangkan.

Karena itu, dengan survei dan pendidikan politik masyarakat melalui media massa, Yanti Zein dari TNS berharap calon pemilih mampu berpikir secara rasional dalam menentukan pilihanSebab, kualitas figur yang terpilih mencerminkan kualitas pemilih.

Survei NLC dan TNS itu menggunakan metode random sampling melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 30 provinsiTingkat kepercayaannya mencapai 95 persen dan sampling errors 2,5 persen.

NLC merupakan lembaga nonpartisan yang memperhatikan pengembangan dan perbaikan kepemimpinanDidirikan oleh 10 tokoh akademisi, pengusaha, dan militerDua purnawirawan di antaranya adalah mantan Kapuspen (Pusat Penerangan) TNI Marsekal Muda (pur) Graito Usodo dan Kolonel (pur) Nono Kadyono, mantan kepala Sub-Unit Psikologi Mabes TNI(cak/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DCS Telat, Lima Adukan KPU ke Bawaslu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler