jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ICT Heru Sutadi mengatakan UMKM dan sektor ritel merupakan pilar-pilar ekonomi nasional.
Platform digital seperti Gojek dan layanan e-commerce lainnya dinilai bisa menopang eksistensi UMKM serta berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional.
BACA JUGA: Jumlah Pengguna Gojek ke Stasiun MRT Meningkat
Bahkan, di masa pandemi, layanan digital menjadi salah satu solusi dan harapan bagi UMKM tetap eksis dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia yang mengalami kontraksi akibat merebaknya wabah Covid-19.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, diperlukan langkah yang tepat agar menyelamatkan ekonomi dari potensi resesi dan krisis.
BACA JUGA: GoJek Selamatkan Nasib UMKM Mitranya di Kala Pandemi
“Gojek dan platform digital lainnya menjadi media (bagi) UMKM bertahan (dari pandemi) dengan tetap memberikan layanan, dan selain memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional, setidaknya juga berkontribusi pada ekonomi keluarga. (Keberadaan) mereka harus bisa meredam dampak perlambatan ekonomi,” tutur Heru.
Meski demikian, Heru juga mengingatkan perlunya insentif bagi UMKM ini agar bisa bertahan, misalnya dalam bentuk permodalan, bantuan pelatihan pemanfaatan teknologi digital, serta berbagai kampanye agar mencintai dan menggunakan produk buatan Indonesia.
BACA JUGA: Pegadaian Lakukan Rapid Test Massal Untuk Antisipasi Penyebaran Covid-19
Sementara bagi perusahaan penyedia layanan digitalnya, dia melihat perlunya insentif berupa penundaan perpajakan, atau penundaan angsuran kredit, agar startup tersebut terus terpacu untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19, terutama dalam hal mendorong trasformasi layanan ke digital dan lainnya.
Selain bantuan pinjaman modal kerja bagi mitra, Ekonom Indef Bhima Yudhistira bahwa mitra UMKM ini juga memerlukan dukungan lain dalam bentuk internet gratis semasa pandemi.
Dia mencontohkan kebijakan di Malaysia, di mana pemerintahnya memberikan subsidi internet gratis, yaitu 1Gb per pengusaha UMKM sampai dengan akhir 2020.
“Kita bisa lakukan itu, dalam mendorong UMKM migrasi ke digital. Pastinya ini akan menolong sekali apalagi selama ini UMKM yang masuk ke ekosistem digital baru 13%. Ini berarti sebanyak 87% UMKM masih berjualan secara konvensional. Jika kelompok yang 13 persen ini diberikan stimulus, kondisi mereka akan sangat bagus mengingat masih banyak orang yang suka memesan barang dari rumah,” tuturnya.
Sebelumnya, Peneliti LD FEB-UI Alfindra Primaldhi menerangkan bila mitra UMKM, bahkan yang pemula sekalipun, terbantu oleh teknologi Gojek seperti GoBiz, GoPay dan GoSend, yang telah memudahkan mereka untuk bermigrasi ke teknologi digital maupun untuk bertahan di saat pandemi.
LD FEB-UI mencatat ekosistem Gojek ini telah menyumbang Rp104,6 triliun pada 2019. Jumlah tersebut setara 1% dari PDB Indonesia.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy