jpnn.com, JAKARTA - Pemanfaatan teknologi digital terbukti mampu mengakselerasi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Hal itu terungkap dalam diskusi yang digelar Katadata Forum, di gedung Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (29/8).
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UMKM Meliadi Sembiring mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian. "Sekitar 98 persen perusahaan yang ada di Indonesia masuk kategori UMKM. Mereka terbukti memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. UMKM juga tercatat berkontribusi sebesar 60,34 persen kepada perekonomian nasional di tahun 2016," ujar Meliadi Sembiring dalam sambutannya di hadapan puluhan pemangku kepentingan dan pelaku usaha UMKM.
BACA JUGA: Wali Kota Fasha Ancam Tutup Gojek di Kota Jambi
Meski demikian, menurut pengamat UMKM Erwin Panigoro, masih ada berbagai tantangan yang dihadapi UMKM di Indonesia. Di antaranya kesulitan dalam mendapatkan modal, mendapatkan akses pasar, promosi dan marketing, serta memperbesar bisnis mereka.
"Salah satu solusi yang dapat membantu UMKM tumbuh lebih cepat adalah melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Tapi dari 59,2 juta UMKM, baru 3,79 juta yang memanfaatkan platform online dalam berbisnis, atau hanya 8 persen dari total UMKM di Indonesia," tutur Erwin Panigoro.
BACA JUGA: Perum Jamkrindo Siap Antar UMKM Naik Kelas
Kehadiran platform Go-Jek diklaim mampu menjawab tantangan yang dihadapi UMKM. Dikatakan Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Turro Wangkaren, keberadaan layanan Go-Food dari Go-Jek mendukung para UMKM untuk go-online dalam meningkatkan volume transaksi mitra UMKM.
"Selain itu juga membuka akses langsung ke pasar (konsumen) serta meningkatkan aset usaha. Diperkirakan terdapat tambahan Rp 1,7 triliun per tahun yang masuk ke ekonomi nasional dari penghasilan mitra UMKM Go-food," ujar Turro Wangkaren.
BACA JUGA: Misbakhun Beber Bukti Jokowi Peduli Ekonomi Kreatif & UMKM
Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita mengungkapkan bahwa pihaknya telah membantu lebih dari 442 ribu UMKM Indonesia menjawab tantangan pasar melalui ekosistem Go-Jek.
"Dengan teknologi yang ditawarkan oleh Go-Jek, pelaku UMKM berhasil memperluas akses ke pasar dan menjangkau lebih dari 96 juta konsumen yang telah mengunduh aplikasi Go-Jek. Tahun ini Go-Jek berkomitmen akan terus meningkatkan pemberdayaan UMKM di Indonesia melalui teknologi yang kami miliki," kata Nila Marita.
Berkat kemudahan dan keterbukaan platform Go-Food, UMKM dengan omzet di bawah Rp 1 juta hingga lebih dari Rp 15 juta dapat bersaing dengan perusahaan besar dengan modal yang relatif kecil.
UMKM tersebut dapat beroperasi secara efisien karena mereka dapat memanfaatkan ekosistem Go-Jek guna mengurangi biaya operasional. Selain itu, mereka pun dapat memperluas pasar tanpa harus mengeluarkan biaya investasi besar-besaran seperti membuat website.
"Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya investasi besar untuk perluasan pasar. Melalui Go-Send, UMKM pun dapat melayani pengiriman hingga ke depan pintu rumah konsumen tanpa harus mengeluarkan biaya besar membeli kendaraan pengantar," tambah Nila.
Melalui platform Go-Foof, UMKM tidak memerlukan kemampuan khusus atau dana lebih untuk memasarkan produk mereka karena dibantu dengan algoritma teknologi targeted promotion kepada konsumen yang tepat, yang telah dikembangkan oleh Go-Jek.
UMKM dalam ekosistem Go-Jek dimudahkan dengan layanan yang dapat mendukung bisnis mereka, seperti Go-Food(memudahkan pelaku UMKM untuk mengakses pasar); Go-Send (layanan logistik mengantar barang dan paket); Go-Pay (memudahkan konsumen dan penjual menerima pembayaran elektronik yang lebih efisien). (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Misbakhun Sebut Pemerintahan Jokowi Manjakan UMKM
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh