PORT-AU-PRINCE -- Sesaat setelah disumpah dan dilantik pada Sabtu lalu (14/5) waktu setempat atau kemarin WIB (15/5), Presiden Michel Martelly bertekad akan membawa perubahan di HaitiDia pun berjanji memulihkan ketertiban dan kepercayaan publik setelah negeri di Karibia itu terkoyak akibat beberapa kali gempa destruktif belakangan ini.
"Saat ini, Haiti baru terbentang di depan mata dan terbuka bagi semua aspek bisnis," terang Martelly sambil berdiri di depan puing istana kepresidenan dan disambut ribuan massa di depan gerbang
BACA JUGA: Demo Hari Bencana, 4 Warga Palestina Tewas
Bicara dalam bahasa Prancis dan Kreol, dia juga bertekad untuk memulihkan keamanan bagi investor, mengakhiri ketidakstabilan politik, dan melanjutkan pembangunan
Martelly terpilih dalam pemilu presiden pada 20 Maret lalu
BACA JUGA: Lee Senior Mundur, Sinyal Reformasi Singapura
Sebelum terjun ke dunia politik, Martelly lebih dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan pengusahaHaiti hancur lebur dan terkoyak akibat gempa berkekuatan 7,0 skala Richter (SR) pada Januari 2010
BACA JUGA: Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Presiden IMF Ditangkap
Saat itu, lebih dari 225 ribu warga tewasSatu di antara tujuh warga Haiti kehilangan rumah dan terlunat-lunta.Beberapa saat sebelum Martelly disumpah, listrik padamAlhasil, gedung sementara parlemen yang menjadi tempat upacara pelantikan gelap gulitaDibantu sorot cahaya dari kamera para wartawan, Martelly mengangkat tangan sambil menyuarakan ikrar atau sumpah"Saya bersumpah di depan Tuhan dan bangsa ini untuk setia dan patuh pada konstitusi serta undang-undang di republik ini," katanya.
Pendahulunya, Presiden Rene Preval, lalu melepas selempang kperesidenan warna biru dan merah serta menyerahkannya kepada MartellyIni adalah alih kekuasaan demokratis yang pertama dalam sejarah Haiti yang selalu bergejolak.
Dalam pidatonya yang disambut aplaus dan suka cita warga, Martelly menjelaskan bahwa prioritas utamanya adalah memulihkan kepercayaan terhadap pemerintahDia juga berjanji memberikan perhatian kepada polisi dan otoritas kehakiman di negerinya"Tak akan ada lagi ketidakadilan," tegasnya"Kita akan menegakkan lagi otoritas negaraOtoritas dan keadilan harus menyinari seantero negeri ini," lanjut dia.
Ribuan para pendukung Martelly yang berada di luar istana kepresidenan menyambut dengan sinyal dan kata-kata dalam bahasa Kreol: Vive Tet Kale atau Hidup Presiden Berkepala Botak(AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Punya Akreditasi Khusus
Redaktur : Tim Redaksi