SINGAPURA - Setelah lama bergelut di panggung politik Singapura, Lee Kuan Yew, 87, akhirnya mundur dan memilih pensiunPengunduran pemimpin dan tokoh kemerdekaan Singapura dari kabinet itu membuka jalan bagi reformasi di tubuh pemerintah dan partai politik yang berkuasa di negeri pulau tersebut.
Kebutuhan akan adanya perubahan itu muncul setelah partai yang berkuasa mengalami penurunan perolehan suara terendah dalam sejarah Singapura
BACA JUGA: Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Presiden IMF Ditangkap
Itu terjadi menyusul pemilu pada 7 Mei lalu.Tokoh yang beken dengan julukan LKY tersebut beserta penerusnya, Goh Chok Tong, 69, mengumumkan mundur dari kabinet Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong, 59, pada Sabtu (14/5)
BACA JUGA: Harus Punya Akreditasi Khusus
Hasil pemilu itu juga menunjukkan adanya keinginan generasi muda negara tersebut terhadap sistem politik yang lebih terbuka"Keputusan itu (pengunduran diri Lee dan Goh) menggambarkan langkah awal yang penting bagi reformasi serius di tubuh PAP, sebuah tranformasi antar generasi," terang Bridget Welsh, profesor ilmu politik di Universitas Manajemen Singapura
BACA JUGA: Terpesona Osama karena Dermawan
"Pengunduran diri LKY harusnya dilakukan sejak lamaSebab, sudah tak ada kesinambungan (LKY) dengan Singapura kontemporer," tambahnyaPenurunan suara PAP (hanya meraih 60 persen) dalam pemilu lalu tercatat sebagai tingkat terendah sepanjang sejarah SingapuraDalam sistem pemilu yang kontroversial dengan memilih anggota parlemen, karena hanya meraih 40 persen suara, oposisi hanya bisa menempatkan enam wakil di antara 87 kursi yang adaTetapi, itu masih lebih baik dibandingkan perolehan sebelumnya, yakni empat kursi.
Lee menjabat sebagai perdana menteri sejak 1959 saat pemerintah kolonial Inggris memberikan kemerdekaan kepada SingapuraSelanjutnya, dia menjabat PM hingga 1990 dan kemudian menyerahkan kursi kepada wakilnya, Goh Chok TongPada 2004, kursi PM diserahkan oleh Goh kepada putra Lee, Lee Hsien Loong, hingga sekarang(AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sulit Cari Pengganti Osama
Redaktur : Tim Redaksi