jpnn.com, JAKARTA - Pensiunan TNI Kolonel (Purn) Fauka Noor Farid menilai pemerintahan Joko Widodo panik dalam menghadapi gerakan #2019GantiPresiden. Mantan anggota Tim Mawar Kopassus itu mengatakan, kepanikan pemerintah dalam menghadapi gerakan #2019GantiPresiden terlihat pada penggunaan aparatur negara untuk melakukan represi.
"Fenomena #2019GantiPresiden yang dimotori Neno Warisman membuat istana panik. Bagaimana tidak, gerakan ini dengan cepat menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia," kata Fauka, Jumat (31/8).
BACA JUGA: Zulhasan: Anda Saudara Saya, Saudara Sebangsa
Mantan perwira Badan Intelijen Strategis (BAIS) itu menilai gerakan #2019GantiPresiden merupakan implementasi ketidakpuasan sebagian besar rakyat atas hasil kerja pemerintahan Presiden Jokowi. Sebab, harga beberapa kebutuhan pokok termasuk bahan bakar minyak (BBM) naik sehingga rakyat kecil kian menderita.
Mantan tentara yang pernah dijatuhi hukuman 16 bulan penjara oleh mahkamah militer karena terlibat dalam penculikan aktivis di ujung kekuasaan Orde Baru itu menuding pemerintah saat ini sengaja merekayasa penolakan atas gerakan #2019GantiPresiden. Tujuannya memunculkan kesan bahwa penolak gerakan itu murni dari masyarakat.
BACA JUGA: PKS: Kami Tak Benci Jokowi, Tapi Lingkungannya
"Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menghambat atau menghentikan pergerakan ini agar tidak semakin besar. Mulai mengembuskan bahwa pergerakan tersebut adalah makar sampai dengan membuat masyarakat tandingan yang mengesankan seakan-akan gerakan #2019GantiPresiden mendapat penolakan dari masyarakat," ujar mantan anak buah Prabowo Subianto di Kopassus itu.(tan/jpnn)
BACA JUGA: Bintang Mercy Indonesia Sarankan Prabowo Berguru ke SBY
BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Jangan Kotori Air Zamzam dengan #2019GantiPresiden
Redaktur : Tim Redaksi