BACA JUGA: BI Perketat Supervisi Produk Nonbank Yang Dijual Perbankan
Rinciannya, impor migas turun 25,38 persen sedangkan impor non migas naik tipis 0,53 persen."Ini cermin kalau dunia usaha sedang tidak berproduksi atau tidak melakukan ekspansi bisnis, karena situasi yang masih belum kondusif," ujar Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM), Sri Adiningsih
BACA JUGA: Volume Perdagangan RI-Jepang Bisa Drop
Akibatnya banyak pelaku usaha dalam negeri yang masih menunggu keadaan kembali membaik.Menurut Sri, kondisi ini sangat dipengaruhi dengan turunnya daya beli atau permintaan pasar baik di dalam maupun di luar negeri
BACA JUGA: BUMN Minta Pajak Holding Dihapus
Banyak target yang sudah direncanakan harus direvisi sejak pertengahan tahun iniDampaknya pembelian bahan baku yang kebanyakan masih impor jadi berkurang"Mereka lebih banyak melakukan strategi survival (bertahan) dulu," ungkapnya.Penurunan impor tersebut, menurut Sri, terkait dengan penurunan ekspor yang pada bulan Oktober mencapai USD 10,8 miliar, atau turun 11,61 persen dibanding September yang mencapai USD 12,2 miliarKondisi penurunan ekspor yang lebih tajam daripada penurunan impor ini sangat mengkhawatirkan karena bisa mengancam perekonomian nasional.(wir/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Terpuruk sebelum Krisis Finansial
Redaktur : Tim Redaksi