BACA JUGA: BEI Bantah Beri Perlakuan Khusus ke Bakrie
Bahkan, alokasi belanja modalnya atau capital expenditure (capex) sebesar USD 1,4 miliar sudah terserap sekitar 80 persen
BACA JUGA: Perusahaan AS Komitmen Beli Gas Tangguh
''Rencana itu tidak akan berubah meskipun ada krisis finansial seperti saat ini,'' ujar Dirut Indosat Johnny Swandi Sjam di Jakarta, Selasa (28/10).Hanya saja, kata dia, untuk ekspansi bisnis tahun depan, Indosat masih akan mengkaji lebih mendalam
BACA JUGA: Refund Astro Tunggu Pemegang Saham
Kita juga mengevaluasi budget 2009,'' tuturnya''Tapi, secara umum kami optimistis mampu melewati fase ini karena industri telekomunikasi relatif tetap stabil di tengah ancaman krisis,'' sambungnyaTerkait depresiasi rupiah, Indosat juga memastikan utangnya tetap aman karena menggunakan lindung nilai (hedging)''Mayoritas utang berdenominasi USD menggunakan lindung nilai,'' ujar Direktur Keuangan Indosat Wong Heang Tuck
Per September lalu, utang ISAT sebesar Rp 19,1 triliun dan net debt Rp 12,5 triliunUtang dalam USD mencapai 32 persen dari total utangSekitar 60 persen utang Indosat berupa surat utang, dan sisanya pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan
Johnny juga menyebut masih mengkaji secara detil keputusan Menkominfo yang membolehkan Qatar Telecom (Qtel) menguasai saham Indosat hingga 65 persen asal memisahkan bisnis fixed line dan seluler''Kita masih belum jelasTapi, kita akan mematuhi,'' ujarnya
Lewat keterangan persnya kemarin, Qatar Telecom mengumumkan harga tender offer saham ISAT milik publik sebesar Rp 6.416 per sahamItu dilakukan untuk membeli 24,2 persen saham publikQtel akan menguasai 65 persen saham Indosat.(sof/eri/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sulit Hentikan Aksi Investor Jual Saham
Redaktur : Tim Redaksi