Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah mengatakan, sulit diharapkan ada yang mampu melawan sentimen pasar
BACA JUGA: Takut Blunder, SBY Tunda Turunkan Harga BBM
Jangankan sebagian investor, intervensi dari otoritas juga belum tentu mampu menahan sentimen jual yang tengah terjadi"Orang sekarang lebih pilih cash
BACA JUGA: 10 Langkah Pemerintah Amankan Rupiah
Berlawanan arah dengan itu malah tak ada gunanyaBACA JUGA: Pemerintah Matangkan Langkah Amankan Rupiah
Senada, Direktur BEI Eddy Sugito mengatakan, cukup sulit untuk mencoba melawan arus"Kalau ombak sedang deras, Anda lawan, kegulung juga akhirnyaBersabarlah, ini hanya faktor global," ujarnya"Setelah krisis mereda, pasti investor akan kembali mengincar emerging markets," imbuh Eddy
Meski demikian, Erry tetap optimistisSaat ini, harga saham sudah terbanting tajam"Lesunya transaksi 1-2 bulan ini it's okaySemua akan kembali normal," ujarnya
Terkait itu, BEI pun mencoba merevisi target-targetnyaMisalnya, soal transaksi harian yang kian menipis dari target daily transaction Rp 3,5 triliunTarget emiten sebesar 25 emiten juga dikajiSepanjang tahun ini, baru ada 19 emiten baru di bursa"Ini kita sedang mereview kembali target-target yang ada," ujarnya
Erry mengakui, makin sepinya transaksi harian karena ada penurunan likuiditas"Likuiditas menipis karena ada ketentuan auto rejection 10-10 itu," ujarnyaDia membantah jika penurunan likuiditas di lantai bursa hanya karena masih disuspensinya tiga emiten Grup Bakrie yang punya pengaruh ke indeks sangat besar, terutama PT Bumi Resources Tbk"Investor masih melihat timing untuk masuk ke pasarKapan saat yang tepat untuk kembali masuk," kata Erry
Untuk kembali meningkatkan likuiditas di pasar, otoritas bursa bersiap itu membuka batas atas auto rejection"Mungkin 15 persen dulu, baru 20 persen, 25 persen," ujarnyaPihaknya juga bakal membenahi aturan transaksi repo saham agar tidak menimbulkan dampak buruk di pasar(eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peritel Bersedia Ganti Rugi Barang Kedaluwarsa
Redaktur : Tim Redaksi