jpnn.com, JAKARTA - Indonesia masih banyak menghadapi tantangan meski reformasi sudah berusia seperempat abad atau 25 tahun.
Masalah pemberantasan korupsi dan pelanggaran HAM masih jadi agenda yang belum diselesaikan hingga hari ini.
BACA JUGA: Peringati 25 Tahun Reformasi, Barikade 98 Tegas Dukung Jokowi 3 Periode
Ketua panitia halalbihalal dan konsolidasi Eksponen Pejuang 98, Embay Supriyantoro mengatakan sampai saat ini korupsi masih terus merajalela, oligarki tetap bercokol, dan pelanggaran HAM belum juga ada penuntasan.
Embay bahkan menyinggung keras adanya ancang-ancang dwifungsi TNI yang bakal hidup lagi.
BACA JUGA: Deklarasikan Pergerakan Advokat Indonesia, Para Aktivis 98 Ini Serukan Reformasi Jilid II
Oleh karena itu, konsolidasi ini dilakukan untuk menyelesaikan seluruh tantangan yang masih ada meski reformasi sudah berjalan selama 25 tahun.
“Ini utang sejarah eksponen 98 kepada rakyat Indonesia yang belum selesai,” kata Embay dalam siaran persnya, Minggu (21/5)
BACA JUGA: Refleksi 25 Tahun Reformasi, Elsam dan KontraS Kritik Wacana Revisi UU TNI
Dalam kesempatan ini, Embay tidak mempersoalkan pergerakan aktivis 98 yang telah berkonsolidasi lebih dulu.
“Bukan siapa yang lebih dulu, tetapi bagiamana semuanya tetap melaksanakan agenda 98 yang masih harus dituntaskan,” katanya.
Acara halalbihalal ini digelar dengan mendengarkan orasi sejumlah aktivis 98 dari sejumlah daerah, mulai dari Jakarta, Banten, Yogyakarta dan juga Padang.
Setelah orasis, eksponen pejuang 98 akan membacakan Maklumat Kebangsaan Kebangkitan Pergerakan 98.
Salah satu poin dalam maklumat kebangsaan itu termasuk menempatkan korupsi sebagai kejahatan kemanusiaan terhadap seluruh aspek, karenanya perlu ditumpas sampai ke akar permasalahan.
Poin lainnya yang juga disampaikan dalam maklumat tersebut yakni para eksponen aktivis 98 akan terus berjuang menegakkan supermasi sipil.
Maklumat itu dikeluarkan setelah mencermati dengan seksama berbagai dinamika perubahan yang saat ini tengah berlangsung baik secara internasional, regional dan nasional.
Serta tantangan dan ancaman global terhadap kelangsungan peri kehidupan bertanah air, berbangsa dan bernegara.
Setelah itu, para aktivis yang mengikuti halalbihalal akan melakukan renungan sebagai refleksi Hari Kebangkitan Nasional di depan gerbang Gedung DPR MPR RI.
“Kami berjalan kaki dan menyalakan lilin refleksi di depan gerbang MPR/DPR,” ujar Embay. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenang Sejarah Reformasi dan Jaga Demokrasi, 25 Ribu Massa Aldera Long March ke DPR
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan