jpnn.com, JAKARTA - Kinerja ekspor batu bara Indonesia selama semester pertama 2018 merosot 16,3 persen secara year on year (yoy) dari 108,107 juta ton menjadi 90,484 juta ton.
”Karena produksi terdampak cuaca, volume ekspor juga terpengaruh. Tahun lalu lebih dari 80 persen produksi kami ekspor,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia, Senin (23/7).
BACA JUGA: Bukit Asam Garap Pasar Nontradisional, Ekspor Naik 30 Persen
Produksi batu bara nasional pada semester pertama 2018 juga merosot sebesar 9,5 persen dari 151,562 juta ton menjadi 137,138 juta ton.
”Karena faktor cuaca, curah hujan yang relatif tinggi di beberapa daerah penghasil batu bara,” imbuh Hendra.
BACA JUGA: Garap Batu Bara Kokas, Adaro Akuisisi Tambang di Australia
Menurut dia, saat ini permintaan batu bara masih menguat lantaran harga komoditas tersebut masih berada di level yang tinggi.
Harga batu bara acuan (HBA) yang ditetapkan Kementerian ESDM pada Juli 2018 mencapai USD 104,65 per ton.
BACA JUGA: Cadangan Batu Bara Makin Menipis
Angka itu naik USD 8,04 dari bulan sebelumnya yang sebesar USD 96,61 per ton. (vir/c11/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enak Begini, Dekat Keluarga, Jauh dari Maksiat
Redaktur & Reporter : Ragil