jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat 2017 di rentang 5,15–5,17 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, investasi dan ekspor menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir.
BACA JUGA: Selisih Penerimaan dan Target Pajak Mencapai Rp 130 Triliun
Sebagaimana diketahui, kinerja ekspor maupun investasi pada kuartal ketiga melonjak jika dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya.
Karena itu, dia optimistis kinerja dua komponen pengeluaran tersebut berlanjut pada triwulan keempat.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Tahun Politik Dipatok 5,4 Persen
’’Kami perkirakan dorongan dari sisi investasi dan ekspor masih cukup tinggi. Namun, mungkin tidak setinggi kuartal ketiga kemarin. Sebab, kuartal keempat tahun lalu sudah tinggi ekspornya,’’ ujarnya di Gedung Djuanda, kompleks Kemenkeu, Jakarta, Rabu (20/12).
Selain ekspor dan investasi, pemerintah masih menaruh harapan pada konsumsi masyarakat.
BACA JUGA: Pengawasan Sulit, Bea Masuk Intangible Goods Harus Dikaji
Sri memprediksi konsumsi rumah tangga berada di kisaran lima persen.
Hal tersebut didukung dengan masa liburan Natal dan tahun baru.
Selain itu, seperti biasa, belanja pemerintah bakal terakselerasi pada kuartal pemungkas.
’’Sebagian belanja pemerintah akan terkonsentrasi di kuartal keempat. Kami bakal lihat pertumbuhan belanja pemerintah di atas tiga persen, dan konsumsi rumah tangga kami harapkan tetap di kisaran tiga persen,” ucapnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menuturkan, pertumbuhan pada kuartal akhir tidak terlepas dari konsumsi rumah tangga.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga pada triwulan keempat ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
’’Konsumsi rumah tangga dipengaruhi faktor musiman. Yakni, meningkatnya belanja jelang libur panjang Natal dan tahun baru,’’ terangnya.
Bhima melanjutkan, belanja pemerintah juga akan menjadi sentimen positif bagi kinerja pertumbuhan ekonomi.
Belanja pemerintah yang didorong peningkatan realisasi anggaran setidaknya bisa tumbuh 4–6 persen.
Ekspor juga diprediksi masih mencatat tren positif, kendati pertumbuhannya lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan ketiga.
Sementara itu, melonjaknya impor turut menekan net ekspor pada akhir tahun.
”Tapi, investasi sedikit melemah karena dipengaruhi lambatnya realisasi PMA (penanaman modal asing) akibat tekanan eksternal,’’ imbuhnya. (ken/c18/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Kayu Olahan Indonesia Tertolong Pasar India
Redaktur & Reporter : Ragil