Ekspor Kayu ke Uni Eropa Terus Menurun

Rabu, 19 April 2017 – 15:55 WIB
Ilustrasi industri kayu. Foto: Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kayu olahan dan produk kayu masih menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan.

Selama periode 2011–2016, ekspor kayu mengalami pertumbuhan 6,06 persen.

BACA JUGA: 3 Besar Negara Tujuan Ekspor Ikan dan Udang Jatim

Ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia ke pasar dunia tercatat USD 3,87 miliar.

Meski nilainya cukup besar, pasar ekspor kayu ke Eropa turun 2,4 persen per tahun.

BACA JUGA: Volume Ekspor Indonesia Tak Sebanding Impor

Sebagian besar kayu Indonesia diserap Tiongkok  sebesar 22,13 persen dan Jepang (20,60 persen).

Uni Eropa (UE) menjadi salah satu pasar utama ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia.

BACA JUGA: Kopi Jadi Andalan Ekspor ke Italia

Pada 2015, nilai ekspor kayu ke Uni Eropa mencapai USD 448 juta.

Ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia ke pasar dunia tercatat USD 3,87 miliar.

Kendati demikian, nilai ekspor kayu Indonesia ke Uni Eropa menurun 2,4 persen per tahun.

Kayu Indonesia diterima Uni Eropa karena mengantongi lisensi forest law enforcement, governance, and trade (FLEGT).

”Inggris adalah pasar strategis ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia di Uni Eropa,” ujar Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri.

Pangsa pasar Inggris tercatat 27,11 persen dengan kenaikan rata-rata per tahun yang tinggi 10,14 persen per tahun.

Jerman dan Belanda juga menjadi pasar utama ekspor dengan pangsa masing-masing 25,20 persen dan 23,49 persen.

Meski begitu, tren ekspor ke Jerman dan Belanda turun setiap tahunnya, masing-masing 4,94 persen dan 3,83 persen selama 2011–2015.

”Kondisi pasar Inggris masih sangat potensial jika dibandingkan dengan kondisi secara umum di Uni Eropa,” terangnya.

Pesaing utama Indonesia dalam memasok kayu olahan dan produk kayu di pasar UE adalah negara-negara anggota Uni Eropa.

Misalnya, Jerman, Austria, dan Polandia. Karena itu, keluarnya Inggris dari Uni Eropa diyakini meningkatkan potensi ekspor kayu Indonesia ke Inggris.

”Tantangan setelah Brexit adalah pelemahan mata uang pound sterling dan resesi ekonomi yang akan menurunkan daya beli,” paparnya. (agf/c16/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Besar Pasar Terbesar Udang Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler