Volume Ekspor Indonesia Tak Sebanding Impor

Selasa, 18 April 2017 – 01:03 WIB
Ilustrasi pelabuhan. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pasar utama ekspor hasil pertanian Indonesia masih dipegang Tiongkok.

Hingga akhir 2016, volume hasil pertanian yang diimpor Tiongkok lewat pelabuhan Tanjung Perak mencapai 806.425 ton.

BACA JUGA: Kopi Jadi Andalan Ekspor ke Italia

Jumlah tersebut adalah 50 persen dari total hasil pertanian yang diekspor.

Meski demikian, pasar ekspor hasil pertanian Indonesia terus meluas dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Kadin Ragukan Realisasi Lahan Sawit 1,6 Juta Hektare

Tercatat, Indonesia berhasil melakukan ekspor ke 130 negara pada 2015 dan bertambah menjadi lebih dari 150 negara pada 2016.

Kepala Seksi Informasi dan Sarana Teknik Balai Karantina Tumbuhan Surabaya Muhab Arifin menyatakan, mayoritas negara pengimpor berasal dari Afrika.

BACA JUGA: Arab Saudi dan Rusia Minati Ikan Beku Kaltara

Dia menjelaskan, tahun ini pasar ekspor Indonesia diprediksi bisa diperluas.

Sebab, frekuensi permintaan ekspor setiap tahun bertambah.

Komoditas ekspor terbesar hasil pertanian Indonesia adalah minyak goreng dan kelapa sawit.

Komoditas unggulan tersebut sering dikirim ke negara-negara Afrika dan Asia Timur dengan frekuensi permohonan lebih dari seribu kali.

Volume minyak goreng dan kelapa sawit yang melewati Tanjung Perak sudah lebih dari 790 ton.

Jumlah itu hampir 50 persen dari total hasil pertanian yang diekspor.

Sayang, volume ekspor Indonesia masih jauh lebih kecil daripada impor.

Menurut Muhab, volumenya mencapai 1:5. Komoditas paling dominan adalah gandum, jagung, dan kedelai.

’’Rata-rata volume ekspor per tahun mencapai 1,5 juta ton, sedangkan impornya enam juta ton,’’ kata Muhab kepada Jawa Pos.

Hingga kini, Indonesia masih menjadi negara pengimpor gandum dengan volume yang cukup tinggi.

Tercatat, lebih dari dua juta ton gandum masuk ke Indonesia setiap tahun.

Gandum tersebut diimpor dari Argentina, Australia, Brasil, Bulgaria, Tiongkok, Kanada, Latvia, Moldova, Prancis, Amerika Serikat, Ukraina, dan Uruguay.

’’Gandum sangat dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan produk pangan dan pakan ternak,’’ ungkapnya.

Namun, ada beberapa komoditas yang volume impornya turun seperti beras, buah naga, dan durian.

Bahkan, Muhab menyampaikan, pihaknya belum pernah mendapat permohonan impor selama triwulan pertama tahun ini.

Penurunan volume impor tiga komoditas itu didorong meningkatnya produksi domestik. (pus/c23/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Sosial Besar, Permen KLHK P.17/2017 Bisa Digugat


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ekspor   impor   kelapa sawit  

Terpopuler