jpnn.com - jpnn.com - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia masih berfluktuasi.
Hal itu disebabkan penurunan produksi pada awal tahun ini.
BACA JUGA: Ini Hal Terpenting Bagi Investor Kelapa Sawit
Meski demikian, industri CPO lebih optimistis karena produksi dan permintaan pasar meningkat.
Peningkatan permintaan CPO diprediksi berasal dari sektor pangan, nonpangan, maupun energi.
BACA JUGA: Peritel Fashion Anak Gencar Ekspansi
Lonjakan permintaan yang menyolok berasal dari Amerika Serikat.
Kenaikannya mencapai 43 persen, yakni dari 758 ribu ton pada 2015 menjadi 1,2 juta ton pada akhir 2016.
BACA JUGA: Logam Impor Lebih Murah, Industri Lokal Menjerit
Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi mengatakan, ekspor CPO ke negara-negara Uni Eropa juga meningkat sekitar tiga persen.
Yakni dari 4,2 juta ton menjadi 4,3 juta ton.
”Indikasi tersebut akan berdampak pada peningkatan volume ekspor,” ucapnya.
Tahun ini, permintaan ekspor sawit secara keseluruhan mencapai 27 juta ton.
Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan 2016 sebesar 25,1 juta ton.
Perinciannya, CPO 5,5 juta ton, olahan CPO (18 juta ton), palm kernel oil (PKO) dan refine PKO (1,5 juta ton), biodiesel (500 ribu ton), serta oleokimia (1,5 juta ton).
Optimisme tersebut berbanding terbalik dengan kinerja ekspor sepanjang 2016.
Ekspor menurun lima persen dibanding 2015 yang mencapai 26,4 juta ton.
Sepanjang tahun lalu, industri sawit menyumbang devisa USD 18,1 miliar.
Fenomena El Nino pada tahun lalu mengakibatkan produksi minyak sawit Indonesia menurun tiga persen menjadi 34,5 juta ton.
Tahun ini, produksi diyakini lebih baik karena sudah tidak ada El Nino.
”Permintaan juga naik, jadi peningkatan produksi tidak akan menekan harga,” terang Tofan. (agf/c25/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Genjot Produktivitas Industri Minyak Sawit
Redaktur & Reporter : Ragil