jpnn.com, SURABAYA - Nilai ekspor perhiasan/permata Jawa Timur pada periode Januari–Agustus mengalami penurunan cukup dalam bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono menyebutkan, ekspor perhiasan/permata pada periode Januari–Agustus tahun ini hanya USD 2,21 miliar.
BACA JUGA: Surplus Neraca Perdagangan Tertinggi Sejak November 2012
Padahal, pada Januari–Agustus 2016, nilai ekspor perhiasan dari Jatim mencapai USD 3,55 miliar.
Artinya, terdapat penurunan cukup tajam hingga 37,67 persen.
BACA JUGA: Neraca Perdagangan Kaltim Surplus Rp 106,4 Triliun
Meski secara kumulatif terjadi penurunan, tren bulanan menunjukkan adanya peningkatan.
’’Ekspor perhiasan/permata pada Agustus jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya naik 119,66 persen,’’ ujar Teguh kemarin (19/9).
BACA JUGA: Kunjungan Turis Thailand ke Jatim Naik 434 Persen
Penurunan ekspor yang cukup besar dialami komoditas dengan nomor harmonized system (HS) perhiasan logam mulia lainnya.
Penurunannya mencapai 45,93 persen. Sebaliknya, perhiasan dari logam tidak mulia yang dilapisi logam mulia (perhiasan sepuhan) justru mengalami kenaikan.
Bukan hanya emas, ekspor Jatim secara keseluruhan juga mengalami kontraksi 0,04 persen.
Nilai ekspor pada Januari–Agustus 2017 mencapai USD 12,880 miliar.
Pada periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor tercatat USD 12,885 miliar.
Anjloknya nilai ekspor perhiasan menyumbang penurunan tipis nilai ekspor komoditas nonmigas hingga menjadi USD 12,089 miliar.
Selain perhiasan, penurunan nilai ekspor dialami lemak/minyak hewan/nabati, tembaga, dan kayu/barang dari kayu.
Negara tujuan ekspor terbesar untuk produk nonmigas Jatim pada Agustus lalu adalah Jepang (USD 280,07 juta), AS (USD 214,16 juta), dan Singapura (USD 164,63 juta). (res/c14/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transportasi dan Komunikasi Sumbang Deflasi
Redaktur & Reporter : Ragil