jpnn.com - HALMAHERA-Perusahaan pertambangan akan dilarang mengekspor bahan mentah mulai 2014Semua hasil tambang harus diolah agar menghasilkan nilai tambah dan berdampak bagi peningkatan perekonomian daerah
BACA JUGA: Utang Indonesia Harus Dikurangi
Karena itu, pabrik pengolahan nikel ini harus sudah beroperasi sebelum 2014BACA JUGA: Alumni Institut Teknologi Berkarya di Ekonomi
Feronikel Halamahera Timur (Feni Heltim) di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, kemarin (30/ 11).Anak perusahaan PT
BACA JUGA: Konsep MP3EI Masih Harus Diuji
Proyek ini bernilai 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15 triliun”Kalau nikel diolah sebelum dijual, keuntungannya meningkat tujuh kali lipatKalau diolah lagi bisa meningkat menjadi 15 kali lipat keuntungannyaSaya mendorong Antam jangan hanya membangun smelter saja, tapi diolah dan dikembangkan terus.Ini agar benar-benar memberi dampak bagi masyarakat Halmahera,” kata HattaDengan dibangunnya pabrik pengolahan ini, tidak hanya pendapatan daerah yang meningkat, tapi menimbulkan mata rantai usaha bagi masyarakatnyaKarena akan lahir banyak pengusaha lokal yang menjadi rekananSelain itu, pabrik pengolahan ini akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
:TERKAIT Proyek ini merupakan bagian utama dari strategi Antam berfokus pada pengembangan industri alumina dan feronikelDana 1,6 miliar dolar AS itu, termasuk biaya pembangunan power plant senilai 600 juta dolar ASProyek ini akan menambah kapasitas produksi feronikel Antam sebesar 27.000 ton nikel dalam feronikel per tahunHatta menyambut baik proyek besar yang dibangun di wilayah Indonesia timur ini, terlebih pembangunan pabrik pengolahan nikel tersebut merefleksikan sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dana yang mencapai 1,6 miliar dolar AS ini dihasilkan dari kerjasama PTAntam dengan bank milik pemerintah Antam juga bekerjasama dengan PLN dalam pembangunan power plantHatta melanjutkan, proyek Feni Haltim merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015 koridor Papua dan Kepulauan Maluku.”Peresmian ini merupakan implementasi proyek MP3EI, khususnya di koridor enam ini,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara, H Tayib Armain berharap daerahnya diprioritaskan dalam pembangunan nasional”Kami berterima kasih karena Maluku Utara akan dijadikan pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia timur,” kata TayibTayib mengaku sejak 10 tahun lalu meminta agar dibangun industri pengolahan di Halmahera.
Dia kurang setuju jika hasil tambang dari daerah ini langsung diangkat dan dijual ke luar negeri”Saya bersyukur pembangunan industri pengolahan ini terealisasi sekarang,” katanyaBupati Halmahera Timur, Rudi Erawan memaparkan kabupaten yang dipimpinnya merupakan salah satu daerah tertinggal di Maluku UtaraTapi Halmahera kaya akan potensi sumberdaya mineral seperti nikel, emas, biji besi, dan pasir besiHingga saat ini sudah ada delapan perusahaan yang mengeksploitasi nikel di wilayah itu dengan luas area 60.800(dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tantangan Implementasi Ada di Depan Mata
Redaktur : Tim Redaksi