Tantangan Implementasi Ada di Depan Mata

Rabu, 23 November 2011 – 15:44 WIB

PENGHARGAAN oleh lembaga prestisius di AS, Asia Society yang disampaikan pada 8 November di San Francisco itu rupanya memperoleh respons positifTerutama pelaku ekonomi, pengamat kebijakan ekonomi dan stakeholder di bidang ekonomi nasional

BACA JUGA: Hatta Punya Modal Lawan Ical

Sofyan Wanandi, Ketua Umum Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Aviliani, Pengamat Ekonomi UI mengapresiasi prestasi itu.

jpnn.com - SOFYAN WANANDI, Ketua Umum Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut, Asia Society adalah institusi yang sangat bergengsi dan punya reputasi di Amerika Serikat

Lembaga nirlaba ini konsen terhadap perkembangan kawasan Asia Pasific.

Karena itu dia cukup bangga ketika Menko Perekonomian RI, Hatta Rajasa mendapat penghargaan dari lembaga tersebut

BACA JUGA: Membangun Republik Entrepreneur 2025

Pengusaha senior ini menilai, penghargaan itu berkaitan erat dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Asia Society menilai rencana induk ini sebagai sebuah rencana pembangunan ekonomi yang baik

BACA JUGA: Hatta Berbagi Resep Membangun Republik Entrepreneur


”Kita sebagai bangsa Indonesia harus mengapresiasi penghargaan iniDan harus diakui, Pak Hatta adalah konseptor MP3EI tersebut,” ujar Sofyan WanandiHanya saja Sofyan yang dikenal ceplas ceplos itu tetap mengingatkan, justru dengan penghargaan ini, kinerja ekonomi harus lebih terlecutIni baru satu step, yakni kepercayaanMasih ada banyak step lagi, di tingkat implementasi program MP3EI yang cepat dan tepat.

“Pengakuan internasional terhadap penghargaan itu harus ditindak lanjuti dengan maksimalDan, jika itu berhasil dijalankan dengan optimal, maka Pak Hatta akan lebih diakui Amerika Serikat,” ungkap pengusaha berkacamata yang tinggal di Menteng ini.

”Sebaliknya, penghargaan ini kurang bermakna kalau MP3EI tidak berhasil mengembangkan ekonomi dengan 6 koridor tersebutDi sinilah tantangan yang harus dihadapi Hatta Rajasa Penghargaan itu hanyalah pintu masukSelanjutnya tetap tergantung pada kinerja bidang perekonomian yang penuh tantangan itu,” jelas Sofyan Wanandi.

Menurut pelaku usaha ini, program MP3EI sejauh ini sudah berjalan sesuai rencana yang digariskanHanya saja jalannya masih lambat, tidak secepat yang diharapkanDi era demokrasi dan otonomi daerah, rencana besar ini menghadapi banyak persoalan di lapanganKelambatan itu terutama terlihat dalam pembangunan infrastrukturMisalnya soal pembebasan lahan yang banyak menghadapi hambatanSelain itu, lanjut dia, perizinan juga masih memerlukan proses yang memakan waktu lamaItu akibat birokrasi yang berbelit.

”Masih perlu terobosan, dan Menko Perekonomian diharapkan menjadi pendorong terobosan itu,” kata Sofyan WanandiHal senada disampaikan Aviliani, Pengamat Ekonomi UIMenurut perempuan cantik ini, MP3EI adalah kebijakan terobosan yang dikomandoi Hatta RajasaKarena itu, pria berambut perak tersebut dinilai layak menerima penghargaan Public Policy Award dari Asia Society di AS.

”MP3EI merupakan sesuatu yang beru, sebuah terobosan di tengah kebuntuan akibat lambatnya pembangunan ekonomi nasionalKeinginan akan percepatan ekonomi namun dengan kelambanan penyediaan infrastruktur tentu beratNah, MP3EI ini jawabannya,” ujar AvilianiDengan MP3EI, lanjut pengamat berkacamata ini, Indonesia tetap bisa melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan peluang para investor menanamkan investasinya di seluruh kawasan IndonesiaTerlebih, dalam kondisi krisis global saat ini, MP3EI ibarat jawaban atas penyakit ketidakseimbangan global yang membuat dunia dalam kondisi kritis(dri/bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanja Modal Rendah, Hatta Cari Terobosan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler