jpnn.com, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali jadi incaran kelompok ekstremis sayap kanan. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap pemimpin 40 tahun tersebut.
Untung, rencana itu terungkap sebelum sempat terlaksana. Selasa (6/11) intelijen menangkap enam orang yang tersebar di beberapa wilayah tersebut.
BACA JUGA: Presiden Prancis Pecat Ajudan Brutal
"Kami mendapat informasi tentang rencana kejahatan terhadap presiden," ujar salah seorang pejabat Kepolisian Prancis kepada CNN. Enam orang itu terdiri atas 5 pria dan 1 perempuan. Mereka dicokok di tiga lokasi berbeda. Yakni, kawasan Isere, Moselle, dan Ille-et-Vilaine.
Reuters melaporkan bahwa enam orang itu dibekuk agen Direction Generale de la Securite Interieure (DGSI) segera setelah plot mereka terbongkar. Investigasi awal menyebutkan bahwa enam orang itu adalah anggota komunitas konservatif garis keras. Mereka juga sudah diawasi intelijen selama beberapa waktu.
BACA JUGA: Youthquake, Fenomena Pengubah Wajah Dunia
Enam orang yang rentang usianya 22 sampai 62 tahun itu kini menjalani interogasi. Polisi masih berusaha menelusuri hubungan mereka satu sama lain. Sejauh ini, polisi masih merahasiakan identitas mereka.
Kuat dugaan, mereka hendak melancarkan serangan terhadap Macron pada hari penangkapan itu. Sebab, hari itu suami Brigitte tersebut dijadwalkan melawat beberapa kota di Prancis. Dia dan sejumlah pejabat pemerintah Prancis berkeliling negeri untuk memperingati gencatan senjata Perang Dunia I. (bil/c10/hep)
BACA JUGA: Presiden Ganteng Ingatkan Trump Tak Seenaknya Soal Yerusalem
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lepas dari Saudi, Hariri Segera Kembali ke Lebanon
Redaktur & Reporter : Adil