Elektabilitas Prabowo Naik Bukan karena Kampanye Hitam

Rabu, 02 Juli 2014 – 16:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah membantah kenaikan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa karena kampanye hitam.

Fahri mengungkapkan, naiknya elektabilitas dan popularitas calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014 merupakan hasil dari proses politik pilpres yang selama ini terjadi.

BACA JUGA: Tegaskan Keluarga Megawati Solid Dukung Jokowi

"Selama kampanye, masyarakat melihat langsung kedua calon presiden ini dan akhirnya akan memilih Prabowo sebagai presiden mendatang," kata Fahri Hamzah kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/7).

Naiknya elektabilitas dan popularitas Prabowo menurut Fahri sebenarnya bisa dijelaskan dengan sangat logis, sejalan dengan pemikiran masyarakat Indonesia yang semakin rasional dalam memilih.

BACA JUGA: Penyelenggaraan Sail Raja Ampat Diundur

Fahri mengungkapkan, kecoroban utama pihak rival adalah estimasi yang terlalu tinggi terhadap kemampuan Joko Widodo (Jokowi).

"4 tahun dicover media membuat keyakinan mereka meningkat. Sampai ada yang berani mengatakan tidak perlu pilpres, Jokowi pasti menang. Bahkan salah satu tim suksesnya sesumbar kalau Jokowi kalah potong lehernya. Itu kesalahan karena politik itu dinamis," ujarnya.

BACA JUGA: Poempida: Kubu Prabowo-Hatta Mulai Memainkan Pola Band Wagon Effect

Membandingkan secara aple to aple antara Prabowo dan Jokowi, lanjutnya, mempengaruhi pilihan masyarakat. "Masyarakat yang tadinya belum memilih menjatuhkan pilihannya pada Prabowo.

"Tidak sedikit juga yang tadinya hendak memilih Jokowi menjadi batal memilihnya. Ini bukan karena black campaign. Apa yang terjadi pada Jokowi saat ini adalah proses politik," ujar Juru Debat Tim Kampanye Prabowo-Hatta ini lagi.

Anehnya, kata Fahri, mereka selalu menuduh dan menyalahkan orang lain padahal kelemahan ada pada diri mereka sendiri.

"Mereka menuduh kami memainkan kampanye hitam lewat media, padahal jelas mereka justru yang memulai bermain media," ungkapnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Laskar Aswaja Minta Warga NU Jauhi Penolak Hari Santri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler