Elite Gerindra Pahami Sikap Demokrat sebagai Strategi

Sabtu, 17 November 2018 – 10:36 WIB
Nizar Zahro. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Gerindra Moh Nizar Zahro meyakini Partai Demokrat tetap berkomitmen mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Ini disampaikan Nizar merespons langkah partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membebaskan kadernya dalam memberikan dukungan pada kandidat di Pilpres. Dia justru memahami kebijakan Demokrat sebagai sebuah strategi.

BACA JUGA: Gerindra Nilai Kondisi Koalisi Jokowi Lebih Parah

"Kebijakan Demokrat yang membebaskan kadernya untuk mendukung capres mana pun, mungkin hanya bagian dari strategi agar para caleg Demokrat bisa mendapatkan kursi sesuai Parliamentary Threshold 4 persen," ucap Nizar, Jumat malam (16/11).

Adanya pernyataan yang menyebut bahwa hanya PDIP dan Gerindra saja yang menikmati coat-tail effect Pilpres merupakan penilaian yang prematur.

BACA JUGA: Karena Inikah PD Tak Serius Dukung Prabowo-Sandi?

Dikatakan Nizar, menurut survei yang dirilis oleh LSI dari Januari 2018, jauh sebelum pendaftaran capres, posisi Gerindra sudah menduduki papan atas bersama PDIP dan Golkar. Tren ini terus terjaga hingga memasuki masa kampanye.

"Bila melihat tren tersebut bisa disimpulkan bahwa pilpres yang dilaksanakan berbarengan dengan pileg tidak memberikan dampak elektoral yang signifikan terhadap perolehan suara partai," sebut politikus Senayan ini.

BACA JUGA: Demokrat: AHY Belum Tau Program Prabowo - Sandi

Karena itu, katanya, perlu dipilah bahwa penentu terbesar suara pilpres adalah ketokohan capres dan cawapres, sementara penentu terbesar suara pileg adalah kerja para caleg.

"Partai manapun jika calegnya tidak bekerja, maka jangan harap akan mendapatkan suara yang signifikan. Maka yang perlu digenjot adalah kerja para caleg karena para caleglah yang bekerja di garis terdepan dan bersentuhan langsung dengan rakyat. Termasuk kami di Gerindra," tegas Nizar.

Dia juga menyebut, banyak ditemukan di lapangan bahwa pilihan rakyat ternyata membentuk pola zigzag. Misalnya untuk pileg DPRD pemilih memilih caleg dari partai A, untuk DPRD Provinsi memilih caleg partai B, pileg DPR memilih caleg partai C, dan pilpres memilih capres yang diusung partai D.

Fenomena ini menjadi tantangan bagi semua parpol untuk bekerja lebih keras lagi agar mendapatkan simpati rakyat di semua level pemilihan.

"Caleg yang memasang foto capres Prabowo maupun Jokowi merupakan strategi mendapatkan suara lebih banyak. Harus diakui bahwa kedua capres memiliki pendukung fanatik. Maka dengan memasang foto capres, para caleg berharap dapat tambahan suara yang signifikan," tandasnya. (fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Total Dukung Prabowo, tapi Pasrah Kader ke Jokowi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler