Elite PPP Ini Menganggap Menag Yaqut Memancing Kegaduhan

Jumat, 25 Februari 2022 – 17:32 WIB
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PPP Arsul Sani. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani merespons pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang dianggap menyejajarkan kumandang azan dengan gonggongan anjing.

Elite PPP itu menyebutkan pernyataan Menag Yaqut tersebut tidak bijak.

BACA JUGA: Reza Indragiri Menganalisis Ucapan Menag Yaqut dan Edy Mulyadi, Ini Kesimpulannya

"PPP menilai pernyataan Menag yang "menyejajarkan" kumandang azan dengan gonggongan anjing sebagai pernyataan tidak bijak dan hanya memancing kegaduhan," kata Arsul Sani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/2).

Namun, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI itu meyakini Menag Yaqut tidak bermaksud menyejajarkan kumandang azan dengan gonggongan anjing.

BACA JUGA: Menag Yaqut Buat Gaduh, Ujang Komarudin: Harusnya Diganti Gus Jazilul

"Saya yakin Menag tidak bermaksud mendegradasi kumandang azan sebagai tanda waktu masuk dan panggilan salat bagi umat Islam dengan perumpamaan gonggongan anjing tersebut," tuturnya.

Dia berharap semua pihak memahami sensitivitas di kalangan umat Islam tentang hal-hal yang terkait agama.

BACA JUGA: Ada Pesan dari Novel Bamukmin untuk Gus Yaqut, Siap-Siap Hadapi Demo PA 212

Arsul Sani juga menyarankan Menag Yaqut untuk lebih berhati-hati dalam memilih diksi dan analogi yang tepat dan baik.

"Ketidakpedulian terhadap diksi yang tepat dan bijak dari siapa pun, termasuk publik figur seperti pejabat tinggi negara akan menaikkan tensi politik identitas yang semestinya diminimalisir," ucapnya.

Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menyebut aturan pengeras suara di masjid dan musala sebagai pedoman untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi hal yang tidak bermanfaat.

Sebab, di negara yang mayoritas berpenduduk muslim ini terdapat banyak masjid dan musala yang berdekatan.

"Kita bayangkan, saya muslim, saya hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?" ucap Arsul.

Mantan Ketua GP Ansor itu menyebutkan tanpa adanya pengaturan soal kebisingan suara dari pelantang masjid, itu bisa mengganggu orang lain.

BACA JUGA: Fauzi Bahar kepada Menag Yaqut: Jangan Coba-Coba Injak Tanah Minangkabau

"Contohnya lagi, misalkan tetangga kita, kiri kanan depan belakang pelihara anjing semua, misalnya, menggonggong di waktu yang bersamaan, kita terganggu tidak? Artinya semua suara-suara harus kita atur agar tidak menjadi gangguan," tutur Gus Yaqut. (mcr8/fat/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler