Emiten Delisting Dirayu Melantai di Bursa Lagi

Sabtu, 24 September 2016 – 01:04 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Otoritas pasar modal Indonesia terus melakukan sejumlah langkah untuk mendongkrak likuiditas market.

Saat ini, rata-rata nilai transaksi harian telah menyentuh level Rp 6-7 triliun. Sedang kapitalisasi market berada di kisaran Rp 5-6 ribu triliun.

BACA JUGA: Pertahankan Nihil Kecelakaan Kerja agar Produksi Amonia Terjaga

Itu belum termasuk obligasi yang kalau dijumlahkan nilainya mencapai Rp 8 ribu triliun.

Nah, untuk lebih menggairahkan market tersebut, otoritas pasar melakukan sejumlah langkah.

BACA JUGA: Aplikasi My Blue Bird Manjakan Pengguna Taksi di Surabaya

Misalnya, mendorong perusahaan yang telah keluar dari lantai bursa (delisting) untuk kembali mencatatkan saham lagi (relisting).

Setidaknya, delapan perusahaan telah delisting dipanggil untuk berdiskusi.

BACA JUGA: Hotel Indonesia Group Target Kelola 100 Hotel

 Dalam proses pembicaraan itu, belum diungkap  secara pasti apakah perusahaan akan melakukan relisting.

”Saya belum tahu apakah mereka mencatatkan kembali,” tutur Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (22/9).

Kedelapan perusahaan tengah berusaha untuk dapat aktif kembali. Memang tidak mudah perusahaan telah delisting melakukan relisting.

Skema untuk relisting itu tengah dicari. Misalnya terjun atau membuka lini bisnis baru.

”Mereka sungguh-sungguh. Tetapi, kapan pastinya belum bisa dipastikan,” elak Tito.

Sebelumnya, ada perusahaan melakukan relisting pada 6 September lalu, yaitu PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF).

Jumlah saham dicatatkan mencapai 1,43 miliar lembar saham terdiri dari 61,32 juta saham seri A dan 1,37 miliar saham seri B.

Perusahaan itu dicatatkan dengan harga Rp 123 per saham. Usaha lain juga dilakukan BEI untuk meningkatkan frekuensi perdagangan saham.

Perusahaan dengan harga saham di kisaran Rp 50 juga dipanggil untuk berkomunikasi.

Terutama saham-saham tidak bergerak dan tidur nyenyak dipapan pencatatan bursa.

Kalau harga saham perusahaan naik, investor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan.

”Dengan begitu, akan menambah frekuensi perdagangan saham,” bebernya. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian ESDM Potong Cost Recovery Jadi Rp 136 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler