JAKARTA - Sepanjang 2010, sejumlah emiten ritel mencatat kinerja positifTercatat 10 dari 12 emiten membukukan laba bersih sebesar Rp 2,16 triliun. Sedangkan dua emiten yang menderita kerugian adalah PT Sumber Alfa Trijaya Tbk (AMRT) sebesar Rp 41,09 miliar dan PT Toko Gunung Agung Tbk sebesar Rp 6,79 miliar
BACA JUGA: TINS Tertolong Lonjakan Logam Dunia
Head of Technical Analyst Batavia Prosperindo, Billy Budiman mengatakan, potensi ekspansi secara berkelanjutan akan tetap marak
BACA JUGA: PHE Teken 3 Kontrak Pengembangan CBM
Selain itu, daya beli masyarakat diperkirakan menguatBACA JUGA: Ekspor ke Jepang Anjlok 25 Persen
”Tentu peluang yang ada akan dimanfaatkan sebaik-baiknya pelaku pasar,” ucap BillyDengan dukungan kondisi market yang kondusif, pelaku pasar tidak akan ragu untuk masuk ke sejumlah sektorPenetrasi pasar tetap akan dilakukan sebelum situasi berubahSebab, saat ini momennya sangat tepat dalam menggarap bisnis"Saat ini kondisinya berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan sektor ritelKondisi saat ini jelas akan melampau target-target tahun sebelumnya,” tambah Billy
Hal itu diperkuat dengan indikator perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terus mengalami tumbuhRetail Sales Index mencatat lonjakan signifikanBahkan pertumbuhan itu berlangsung secara konsisten dan pertumbuhan sektor ritel domestik"Kami tidak ragu untuk merekomendasikan sektor ritel bakal tumbuh pesat di Indonesia," ucap Billy.
Dan, paling potensial meraup untung dipasar modal sepanjang 2011, adalah Matahari dan Ramayana Lestari SentosaKarena itu, saham ini juga yang paling potensial memberikan gain atau return yang signifikanSebab, valuasinya masih murah dan jauh di bawah harga wajar. Di mana saham kedua emiten ritel itu, tetap potensial naik”Masih sangat potensial,” tambah Fendi Susiyanto, analis pasar modal lainnya
Fendi mengakui memang masing-masing industri ritel memiliki kelebihan masing-masingItu didukung oleh segmen yang berbeda-bedaDari sisi market share, Ramayana kalah bersaing dibandingkan Mitra Adiperkasa (MAPI)Sebab, sebagian besar masyarakat kalangan menengah ke bawahSementara MAPI segmennya kelas atas
Meski begitu sebut Fendi, masing-masing memiliki peluangSecara makro, ekonomi sedang positif dan rupiah menguatHanya saja, apakah konsumen bisa bertahan pada saat inflasi sudah tinggiMerujuk data jumlah gerai ritel format tradisional mencapai 1.907.062, sedangkan format ritel minimarket 10.607, Supermarket 1.571, Convenience 267, Hypermarket 127 dan sisanya berformat lain(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KADIN Ingin Olahraga jadi Lahan Bisnis
Redaktur : Tim Redaksi