jpnn.com - BADAN Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa seorang warga dari Dusun Ngadirejo di Kabupaten Malang bernama Sutinah, 97, tewas akibat dampak bencana erupsi gunung Kelud. Penyebab Sutinah tewas diduga karena sesak nafas akibat abu vulkanik dari Gunung Kelud.
Tewasnya Sutinah tersebut telah menggenapkan jumlah korban jiwa dari bencana erupsi Gunung Kelud menjadi empat orang. Semua korban tewas tersebut berasal dari Kabupaten Malang.
BACA JUGA: Lima Ribu Personil TNI Turun ke Kelud
Selain itu, keempat korban tewas tersebut tinggal di desa yang berada di radius 7 kilometer dari puncak kawah Gunung Kelud. "Tebal abu di lokasi korban 20 centimeter. Daerah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang parah terkena dampak erupsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.
Sutopo juga menjelaskan bahwa hingga kemarin, jumlah pengungsi bencana tersebut telah berkurang signifikan menjadi 56.089 jiwa. Seluruh pengungsi tersebar di 89 titik pengungsian yang berada di Kediri, Malang, Blitar, Jombang, dan Kota Batu.
BACA JUGA: Erupsi Reda, Waspada Lahar Dingin
Pada awal erupsi pada Jumat (14/2), jumlah pengungsi mencapai 100.248 jiwa, lalu berkurang menjadi 76.388 jiwa. "Aktivitas Gunung Kelud menunjukkan penurunan. Hanya tremor menerus dengan intensitas sedang. Status Awas, dan radius 10 kilometer harus dikosongkan," ucap Sutopo.
Sutopo juga menjelaskan bahwa berdasarkan peringatan dari Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) yang berpusat di Washington untuk Region Indonesia, sebaran abu vulkanik di udara sebagian besar telah meninggalkan Jawa dan Sumatera dan mengarah ke Samudera Indonesia bagian barat Sumatera.
BACA JUGA: Parpol Berlomba Bantu Korban Kelud
Dia melanjutkan bahwa rekomendari tiu dikeluarkan VAAC agar pesawat tidak melintas di area tersebut. "Penerbangan menunggu hasil evaluasi otoritas masing-masing wilayah. Saat ini masih dilakukan pembersihan di semua bandara," ucapnya.
Dia menambahkan, berdasarkan pemantauan BNPB, kondisi di Gunung Kelud kemarin terlihat warna asap putih abu-abu tinggi sekitar 3.000 meter. "Ada tren makin menurun aktivitas vulkaniknya,". Kata dia
Sementara itu, lanjutnya, abu vulkanik dan pasir di Kabupaten Kediri menutupi seluruh jalan dan atap rumah warga. "Debu di jalan cukup tebal dan jarak pandang 1 kilometer," terangnya.
Sebanyak 2.500 personil TNI dan Polri dikerahkan untuk membersihkan jalan dan didukung alat-alat berat di Kediri. "Di daerah lain, aparat juga membersihkan jalan. Warga juga secara swadaya membersihkan jalan dan atap-atap rumah," kata Sutopo.
Dia menambahkan bahwa kebutuhan mendesak yang dsaat ini dibutuhkan warga di daerah terdampak erupsi adalah masker, alat-alat untuk membersihkan abu pasir di jalan, dan mobil tangki air. "Masyarakat dihimbau untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Djufri menuturkan bahwa bantuan bagi pengungsi bencana Gunung Kelud selama tanggap darurat, telah disiapkan hingga dua minggu ke depan. Bahkan, jika waktu tanggap darurat, Salim menjamin bantuan bagi para pengungsi tidak perlu dikhawatirkan. Dia menekankan, pihaknya telah turun ke lokasi begitu mendapat kabar Gunung Kelud meletus.
"Jadi nggak ada masalah kalau dari segi tanggap darurat. Ini sekitar dua minggu, bisa diperpanjang, semua yang berkaitan dengan kebutuhan pengungsi, makan, pakaian, semua disiapkan. Sudah turun (tim Kemensos)," papar Salim.
Menyoal dana, Salim belum bisa memberikan angka yang pasti. Namun,dia memastikan berapapun dana yang dibutuhkan, akan disediakan pemerintah. "Mau berapa saja kita siapkan," katanya.
Salim melanjutkan, setiap pengungsi yang harus tinggal cukup lama di lokasi pengungsian, akan mendapatkan jaminan hidup. Jaminan tersebut akan diberikan, setelah para pengungsi tersebut kembali ke tempat tinggalnya, namun belum bisa bekerja kembali.
"Nanti ada yang namanya jaminan hidup, tapi sekarang itu belum. Satu jiwa sekitar Rp 10 ribu lah per hari, marginnya itu. Setelah tanggap, mereka sudah pulang tapi kan sudah nggak punya apa-apa lagi. Awalnya Rp 5 ribu tapi akan dinaikkan jadi Rp 10 ribu," imbuhnya. (dod/ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Bupati Lulus CPNS
Redaktur : Tim Redaksi