Empat Sosok Pembaharu Didepak, Ini Dampaknya Bagi PDIP

Minggu, 12 April 2015 – 13:14 WIB
Profesor Siti Zuhro. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Profesor Siti Zuhro menyatakan komunitas kader muda, pembaharu pasti kecewa dengan tersingkirnya sosok kunci di PDIP seperti Maruarar Sirait (Ara), Pramono Anung (Pram), Rieke Diah Pitaloka, dan Eva Kusuma Sundari. Sosok mereka menurut telah jadi simpul memajukan partai dan pilar penting demokrasi dan aset negara.

"Keinginan mereka untuk menjadikan PDIP sebagai rumah yang demokratis, yang teduh bagi kader dan mengamalkan prinsip-prinsip demokrasi (transparansi dan akuntabel) bisa jadi akan pupus dengan tereliminasinya empat sosok pembaharu tersebut," Siti Zuhro, kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (12/4).

BACA JUGA: Pemerintah Didesak Rehabilitasi 12 Situs Islam yang Diblokir

Menurut Siti, setelah Kongres IV PDIP di Sanur, Bali, partai dengan lambang banteng moncong putih ini akan semakin sangat tergantung kepada sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Dia menjadi sosok sentral dan satu-satunya patron di PDIP. Dengan realitas PDIP seperti itu, masa depan partai akan ditentukan kepemimpinan oleh Megawati, apakah PDIP akan semakin diminati di pemilu atau pilkada atau justru sebaliknya ditinggalkan pemilihnya. Apalagi kalau PDIP dianggap tidak mengakomodasi kader-kader vokalnya yang sejauh ini dinilai positif ikut membangun partai," katanya.

BACA JUGA: Operasi Tangkap Tangan di Sela Kongres PDIP Perbaiki Citra KPK

Sebagai partai kader, lanjut Siti Zuhro, PDIP seharusnya bisa menjadi rumah yang teduh bagi semua kadernya, tanpa ada yang merasakan ditinggalkan atau disingkirkan.(fas/jpnn)

BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Tingkatkan Fasilitas Kesehatan Haji

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bebaskan Polisi Perantara Suap, Bukti KPK Masih Tebang Pilih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler