Tiga tim putri dari kontingen Indonesia yang meraih predikat bergengsi itu adalah Healtha Padmanusa dan Nabila Binti Ahmad Anshori dari SMA Semesta Bilingual Boarding School, Semarang, Jawa Tengah meraih, Dhora Vasminingtya dan Nila Sutra dari SMAN 1 Ponogoro, Jawa Timur, serta Mutiah Humaira dan Shinta Erdiana dari SMA Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan, Banten.
Healtha Padmanusa dan Nabila Binti Ahmad Anshori melalui penelitian yang diberi judil Utilization of Anthocyanin Compounds from Senduduk Plant (Melastoma Malabathricum) as Sensitizer in Dye Sensitized Solar Cell, meraih medaliperak untuk kategori energi
BACA JUGA: PTS Minta Tak Dibebani Pajak Lagi
Dalam penelitiannya, Healtha mencari solusi murah untuk membuat solar selDalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (22/4), Heltha menjelaskan, pada umumnya solar sel dibuat menggunakan silikon yang berharga mahal
BACA JUGA: APTISI: Stop PTS Baru
Sementara solusi yang dibuatnya adalah dengan memanfaatkan ekstrak biji tanaman senduduk (Melastoma Malabathricum)Sementara Dhora Vasminingtya dan Nila Sutra dari SMAN 1 Ponogoro meraih medali perunggu untuk kategori rekayasa teknologi
BACA JUGA: Aptisi Desak Pemerintah Terbitkan Payung Hukum Pengganti BHP
Tim ini mengajukan penelitian berjudul "Husk Supplement Concret a New Alternative Concrete which is Strong, Light, and Has a High Econmical Value".Melalui penelitiannya itu, Dhora dan Nila mencoba memanfaatkan sekam atau kulit padi sebagai salah satu komponen atau suplemen dalam membuat beton bangunan"Keunggulan penggunaan sekam ini adalah lebih kuat hampir dua kali lipat daripada beton bangunan biasaSelain itu, lebih ringan karena menggantikan pasir dengan sekam, dan juga lebih memiliki nilai ekonomis tinggi," kata Dhora.
Sedangkan untuk tim ketiga yang diawaki Mutiah Humaira dan Shinta Erdiana, dengan mengusung tema Utilization of Organic Waste being Solid Fuel (Biobriquette) and Liquid Smoke, menyabet penghargaan Honourable Mention untuk kategori energi.
Penelitian yang dilakukan Mutiah dan Shinta adalah membuat biobriket dari bahan biomassa seperti tongkol jagung, dedaunan, dan rantingSetelah melalui proses pirolisis, biomassa menghasilkan dua produk yaitu biobriket dan asap cair
Biobriket yang dihasilkan memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dari briket batubara dan SNI (Standar Nasional Indonesia)Sementara asap cair digunakan sebagai bahan pengawet"Project kita itu usefull, simple, dan environmentally, serta reduce sampah yang ada di Indonesia," kata Mutiah bersemangat.
I-SWEEEP merupakan olimpiade proyek penelitian tingkat internasional yang melombakan tiga bidang yaitu energi, rekayasa teknologi, dan lingkungan untuk tingkat SMP dan SMAKegiatan yang diselenggarakan oleh Cosmoz Foundation ini diikuti oleh 70 negara dan 40 negara bagian dari Amerika Serikat dan Indonesia telah tiga kali mengikuti ajang internasional iniPada keikutsertaan sebelumnya, Indonesia meraih dua medali emas, dua medali perak, tiga medali perunggu, dan empat honourable mentionKetiga tim yang dikirim merupakan para juara dari ajang Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2010(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Dua Medali Emas di APhO XI
Redaktur : Antoni