YAMAN tak hanya dibelit masalah terorisme dan kemiskinanNepotisme pun menjadi masalah kronis negeri yang dipimpin Ali Abdullah Saleh itu
BACA JUGA: PM Malaysia Kutuk Pelaku Pembakaran Gereja
Sang presiden menempatkan sejumlah besar keluarga dan kerabat dekatnya dalam pemerintahanStrategi Saleh tersebut jelas mengundang kritik pedas
BACA JUGA: Tiga Gereja Malaysia Dibom
Terutama dari rival politiknyaBACA JUGA: Malaysia Segera Tindak Pencuri Mesin Pesawat Tempur
"Mohsen menegaskan bahwa Ahmed tidak memiliki kekuatan dan kharisma seperti ayahnyaKarena itu, dia tidak akan bisa menjaga persatuan Yaman," tandas salah seorang diplomat Yaman.Selain Mohsen, Saleh juga harus menghadapi dominasi keluarga besar Sheik Abdullah al-Ahmar, yang masih kerabatnyaKeturunan bangsawan pendiri Partai Islah itu juga menempati sejumlah posisi penting dalam pemerintahanSampai meninggal pada Desember 2007 lalu, Ahmar masih menjabat sebagai ketua parlemenSaat ini, Islah dipimpin Mohammed al-YadomiTapi, keluarga besar Ahmar mempersiapkan Hamid al-Ahmar sebagai ketua Islah berikutnya.
Untuk menangkal dominasi Ahmar, presiden mengizinkan Hamid berinvestasi pada perusahaan-perusahaan besar Yaman"Dia (Saleh) adalah presiden yang cerdas, humoris dan sehatTapi, dia pasif saat keamanan dan stabilitas Yaman terancam selama dua tahun terakhir," kata salah seorang diplomat senior barat kepada The New York TimesJuga, saat perekonomian negeri di Jazirah Arab itu melemah karena anjloknya pendapatan dari sektor minyak bumi
Tapi, pasifnya Saleh bukan tanpa alasanDari pusat kekuasaannya di Kota Sanaa, dia justru sibuk mengonsolidasikan kekuatan keluarganya dalam pemerintahanMemastikan orang-orang terkasihnya menduduki jabatan yang nyamanAkibatnya, urusan penting di wilayah lain dia abaikan"Pemerintah (Saleh) benar-benar hanya berkutat di Sanaa," lanjut diplomat yang identitasnya dirahasiakan tersebut.
Saking fokusnya mengurus Sanaa dan keluarganya, Saleh menutup mata pada konflik majemuk yang terjadi di YamanTidak meratanya kesejahteraan, lapangan kerja dan fasilitas masyarakat sama sekali diabaikannyaSampai sekarang, sebagian besar wilayah Yaman masih belum teraliri listrik dan air bersihKarena itu, wajar jika pengaruh Saleh di luar ibu kota pun semakin lemah
Padahal, bersamaan dengan penolakannya terhadap bantuan militer Amerika Serikat (AS) dalam memburu teroris, dia menegaskan bakal berusaha dengan tangannya sendiri untuk memenangkan dukungan rakyatSikap Saleh itu dikritik Murad ZafirAnalis politik Yaman itu mengatakan bahwa pemerintahan korup Saleh tidak akan mampu menunaikan tugas-tugas kenegaraan secara efektif
Terutama, dalam menumbangkan Al Qaidah yang bercokol di kawasan utara YamanSebab, Saleh yang menjabat sebagai pemimpin Garda Republik Yaman tidak menganggap jaringan teror yang di Yaman disebut AQAP (Al Qaidah di Semenanjung Arab) itu sebagai musuh negara"Dia baru akan menganggap AQAP ancaman setelah anggota keluarganya diculik atau dibunuh kelompok teror itu," kata Zafir(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Pecat Gubernur Bank Sentral
Redaktur : Tim Redaksi