Energi Tercurah untuk Nepotisme Presiden

Minggu, 10 Januari 2010 – 02:06 WIB
Foto: Reuters/Khaled Abdullah

YAMAN tak hanya dibelit masalah terorisme dan kemiskinanNepotisme pun menjadi masalah kronis negeri yang dipimpin Ali Abdullah Saleh itu

BACA JUGA: PM Malaysia Kutuk Pelaku Pembakaran Gereja

Sang presiden menempatkan sejumlah besar keluarga dan kerabat dekatnya dalam pemerintahan
Sepanjang kepemimpinannya, politikus 67 tahun itu juga mempersiapkan jalan bagi putranya, Ahmed, untuk meneruskan tahta kepresidenan.

Strategi Saleh tersebut jelas mengundang kritik pedas

BACA JUGA: Tiga Gereja Malaysia Dibom

Terutama dari rival politiknya
Salah satunya adalah Ali Mohsen yang sekarang menjabat sebagai komandan militer dalam misi pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan Houthi di utara

BACA JUGA: Malaysia Segera Tindak Pencuri Mesin Pesawat Tempur

"Mohsen menegaskan bahwa Ahmed tidak memiliki kekuatan dan kharisma seperti ayahnyaKarena itu, dia tidak akan bisa menjaga persatuan Yaman," tandas salah seorang diplomat Yaman.

Selain Mohsen, Saleh juga harus menghadapi dominasi keluarga besar Sheik Abdullah al-Ahmar, yang masih kerabatnyaKeturunan bangsawan pendiri Partai Islah itu juga menempati sejumlah posisi penting dalam pemerintahanSampai meninggal pada Desember 2007 lalu, Ahmar masih menjabat sebagai ketua parlemenSaat ini, Islah dipimpin Mohammed al-YadomiTapi, keluarga besar Ahmar mempersiapkan Hamid al-Ahmar sebagai ketua Islah berikutnya.

Untuk menangkal dominasi Ahmar, presiden mengizinkan Hamid berinvestasi pada perusahaan-perusahaan besar Yaman"Dia (Saleh) adalah presiden yang cerdas, humoris dan sehatTapi, dia pasif saat keamanan dan stabilitas Yaman terancam selama dua tahun terakhir," kata salah seorang diplomat senior barat kepada The New York TimesJuga, saat perekonomian negeri di Jazirah Arab itu melemah karena anjloknya pendapatan dari sektor minyak bumi

Tapi, pasifnya Saleh bukan tanpa alasanDari pusat kekuasaannya di Kota Sanaa, dia justru sibuk mengonsolidasikan kekuatan keluarganya dalam pemerintahanMemastikan orang-orang terkasihnya menduduki jabatan yang nyamanAkibatnya, urusan penting di wilayah lain dia abaikan"Pemerintah (Saleh) benar-benar hanya berkutat di Sanaa," lanjut diplomat yang identitasnya dirahasiakan tersebut.

Saking fokusnya mengurus Sanaa dan keluarganya, Saleh menutup mata pada konflik majemuk yang terjadi di YamanTidak meratanya kesejahteraan, lapangan kerja dan fasilitas masyarakat sama sekali diabaikannyaSampai sekarang, sebagian besar wilayah Yaman masih belum teraliri listrik dan air bersihKarena itu, wajar jika pengaruh Saleh di luar ibu kota pun semakin lemah

Padahal, bersamaan dengan penolakannya terhadap bantuan militer Amerika Serikat (AS) dalam memburu teroris, dia menegaskan bakal berusaha dengan tangannya sendiri untuk memenangkan dukungan rakyatSikap Saleh itu dikritik Murad ZafirAnalis politik Yaman itu mengatakan bahwa pemerintahan korup Saleh tidak akan mampu menunaikan tugas-tugas kenegaraan secara efektif

Terutama, dalam menumbangkan Al Qaidah yang bercokol di kawasan utara YamanSebab, Saleh yang menjabat sebagai pemimpin Garda Republik Yaman tidak menganggap jaringan teror yang di Yaman disebut AQAP (Al Qaidah di Semenanjung Arab) itu sebagai musuh negara"Dia baru akan menganggap AQAP ancaman setelah anggota keluarganya diculik atau dibunuh kelompok teror itu," kata Zafir(hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Pecat Gubernur Bank Sentral


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler