Sebagai latar belakang, disebutkan bahwa beberapa kelompok Muslim merasa marah atas sebuah keputusan pengadilan yang memperbolehkan umat non-Muslim menggunakan kata-kata "Allah" untuk menyebut Tuhan (mereka)
BACA JUGA: Malaysia Segera Tindak Pencuri Mesin Pesawat Tempur
Oleh karena itu mereka (kelompok-kelompok tersebut) merencanakan aksi protesTerhadap serangan atas gereja-geraja tersebut, PM Najib Razak menyampaikan keprihatinannya dan mengutuk peristiwa itu
BACA JUGA: Presiden Pecat Gubernur Bank Sentral
Ia antara lain menyebutkan bahwa "tindakan semacam itu akan dapat menghancurkan harmonisasi negeri kita"Kontroversi bermula dari sebuah pelarangan terhadap suratkabar yang disebut-sebut berlatar belakang Katolik, The Herald, dalam menampilkan kata-kata "Allah" di penerbitannya
BACA JUGA: Minim Air, Delapan Detik Satu Anak Mati
Pelarangan yang sudah diberlakukan selama kurang lebih tiga tahun ini, nyatanya baru-baru ini lewat keputusan Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, dicabut kembaliKeputusan yang kontan memancing protes dan rencana demonstrasi dari beberapa organisasi Muslim, khususnya dari garis keras.Sementara, beberapa organisasi besar Muslim lainnya, termasuk partai politik Islam, PAS, setuju dan merasa tak ada masalah dengan keputusan pengadilan tersebutPetinggi parpol itu antara lain menyebutkan alasan bahwa agama-agama umat Nabi Ibrahim AS - temasuk Nasrani dan Yahudi - boleh saja menggunakan kata-kata "Allah"Ini berbeda dengan pendapat kelompok-kelompok yang keras, termasuk Gerakan Muda Muslim bernama Abim, yang berpandangan bahwa penggunaan kata-kata "Allah" oleh agama lain sebenarnya adalah salah satu upaya menjauhkan kaum Muslim dari Islam(ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandelson: Posisi Brown Aman
Redaktur : Tim Redaksi