Enggak Perlu Panik soal Rasio Utang Indonesia, Begini Kata Kemenkeu

Selasa, 07 Desember 2021 – 06:06 WIB
Kemenkeu mengatakan kenaikan rasio utang Indonesia relatif kecil dibanding negara lain saat pandemi melanda. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Publik dinilai tak perlu risau soal rasio utang Indonesia.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan kenaikan rasio utang Indonesia relatif kecil dibanding negara lain saat pandemi melanda.

BACA JUGA: Utang Indonesia ke ADB Cair Lagi, Kali Ini Buat Apa?

"Kenaikan rasio utang kita selama pandemi itu hanya sekitar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB), yakni dari kisaran 30 persen terhadap PDB di 2019 menjadi sekitar 40 persen PDB pada 2021," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu seperti dikutip dari Antara, Senin (6/12).

Febrio mengatakan rasio utang di banyak negara selama pandemi melonjak, bahkan lebih tinggi dari level Indonesia.

BACA JUGA: Kabar Terkini Utang Indonesia, Bertambah Lagi, Jadi Sebegini

"Misalnya, rasio utang Argentina yang naik 50 persen PDB, China hingga 40 persen PDB, begitu pula dengan rasio utang Brazil dan Turki," ujar dia.

Menurut dia, rasio utang Indonesia saat ini relatif aman dan tidak ada masalah selama pandemi, maupun sebelumnya.

BACA JUGA: Jadi Menteri Serba Bisa, Berapa Sih Kekayaan dan Utang Luhut Binsar? Ternyata

Kemenkeu membeberkan sejak 2016 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selalu di bawah tiga persen PDB dan cenderung lebih sering di bawah dua persen PDB.

"Jadi fiskal kita sangat disiplin, itulah yang membuat rasio utang kita terhadap PDB sangat rendah di kisaran 30 persen sebelum pandemi, tepatnya di tahun 2019," ucap dia.

Menurut dia, level tersebut merupakan salah satu rasio utang terendah di dunia, apalagi untuk negara dengan perekonomian terbesar ke-16 dunia, seperti Indonesia.

Adapun rata-rata utang negara-negara maju pada saat itu sudah berada di atas 80 persen PDB.

Terdapat beberapa negara yang memiliki rasio utang di atas level 100 persen dari PDB.

"Itu yang membuat kita sangat aman ketika kita menghadapi pandemi. Saat kita menghadapi tantangan pandemi, kami sadar negara harus hadir sehingga harus melebarkan defisit. Dalam konteks ini, fiskal harus hadir dengan sangat kuat makanya kami sebut APBN itu sebagai instrumen countercyclical," kata Febrio.

Febrio menegaskan ke depannya pemerintah akan secara disiplin mengembalikan defisit anggaran ke level tiga persen atau lebih rendah lagi agar rasio utang Indonesia akan kembali stabil. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler