JAKARTA-Perusahaan migas swasta asal Italia akan bangun LNG Terminal terapung (Floating LNG Therminal) di Blok AmbalatHari ini pihak ENI dijadwalkan bertemu presiden meminta dukungan.Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,Purnomo Yusgiantoro usai membuka Second Meeting of The Indonesia-US Energy Policy Dialogue di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, (20/10).
"Mereka akan menghadap presiden, wakil presiden untuk kepastian dukungan indonesia
BACA JUGA: Kaban Berdalih Lanjutkan Kebijakan
Mereka akan membangu train floating seperti di Masela,"katanyaBACA JUGA: Anggaran Raskin Bakal Naik Rp13 T
Oleh karena itu, Dirjen migas, Evita H Legowo mengatakan ENI meminta jaminan keamanan terlebih dahulu sebelum pembangunan floating therminal."Hanya mereka minta harus secure keamanan
BACA JUGA: Kaban Tegaskan Tak Terima Duit TAA
Sebelumnya Shell, perusahaan migas asal Singapura bersama partnernya yang mengelola blok AmbalatTapi Shell tidak menemukan cadangan migas disanaMenurut Purnomo, pihak ENI maupun pemerintah belum membicarakan masalah teknis pembangunan floating therminal di blok Ambalat."Tapi belum bicara mengenai teknis berapa besar, tapi bangun floating train pasti ekonomiskanPerusahaan gede kayak mereka itu nggak mungkin kalau tidak ekonomis mereka membangun,"ujarnyaSebagai perbandingan, pembangunan satu train LNG terminal di Tangguh, Papua menelan biaya sekitar US$ 6 miliarSatu train biasanya berkapasitas 3 juta ton per tahunNamun untuk pembangunan LNG floating terminal membutuhkan dana yang lebih besarSeperti LNG floating di Masela yang menelan biaya lebih dari USD 10 miliar(wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPKS Juga Akui Terima Suap
Redaktur : Tim Redaksi