Eni Tinggalkan Surat Sebelum Lompat dari Jembatan Ampera

Jumat, 11 Januari 2019 – 18:03 WIB
Korban Eni Yulansari ditemukan mengapung usai melompat dari Jembatan Ampera, Palembang. Foto: istimewa for sumeks

jpnn.com, PALEMBANG - Sosok perempuan berseragam sekolah yang sempat viral di media sosial karena meloncat dari Jembatan Ampera akhirnya terungkap pada Selasa (8/1) sekitar pukul 17.30 WIB. 

Korban bernama Eni Yulansari, 16, siswa SMAN 10 Palembang, asal Desa Bumi Genap, Kecamatan Runjung Agung, OKU Selatan.

BACA JUGA: Puluhan WNA Buka Pijat Ilegal, Penghasilannya Sampai Rp 1 M

Jenazah korban ditemukan nelayan setempat mengapung di perairan dekat dermaga Pusri, Kelurahan 1 Ilir, (10/1) sekitar pukul 08.30 WIB. 

Siswa kelas X jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) ini ditemukan dalam posisi tertelungkup. Juga masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abu. 

BACA JUGA: Booking Cewek Lewat BeeTalk, Warga Seberang Malah Tertipu

Selanjutnya jenazah korban dibawa ke dermaga Satpolairud Polresta Palembang di Boom Baru. Lalu, dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum et revertum (VeR). 

Kasat Polairud Polresta Palembang Kompol Yudho Winarno mengatakan, pencarian terhadap korban sudah sejak Selasa (8/1) lalu. 

BACA JUGA: Sakit tak Sembuh, Kakek Pilih Bunuh Diri

“Persisnya usai mendapat informasi yang tersebar di Instagram bahwa sekitar pukul 17.30 WIB, ada seorang wanita yang mengenakan seragam sekolah, terjun dari Jembatan Ampera,” urainya. 

Satpolair bersama TNI AL dan Basarnas, melakukan pencarian. Namun masih nihil. Jenazah baru temukan kemarin. “Kami masih lakukan penyelidikan terkait motif yang dilakukan korban,” ujar Yudho. 

Dari hasil VeR yang disampaikan dokter forensik Dr Indra Sakti Nasution, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban. “Mungkin ada masalah pribadi sehingga korban mengakhiri hidupnya seperti itu,” ujar Indra. 

Keluarga korban yang berada di depan kamar jenazah RS Bhayangkara tak kuasa menahan tangis. Bahkan, Yunia (45) ibu korban, beberapa kali terduduk dan menangis sejadi-jadinya. “Anakku... kenapa cepat balik,” ucapnya sambil menangis. 

Anggota keluarga yang lain, berusaha menenangkan. Sementara ayah korban, Robinson, 49, terlihat murung. “Anak saya orang baik. Dengan ibunya sangat dekat dan manja. Keluarga kami baik-baik saja,” ujar Robinson. 

Dirinya menyebut, putrinya Eni merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Mereka mengontrak kosan di Jalan Srijaya Negara, Lr Hasan AS, RT 33, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat (IB) 1, sejak setengah tahun terakhir. 

Sebenarnya, lanjut dia, mereka ada keluarga di Palembang. Namun, lebih memilih indekosan walaupun tidak jauh dari rumah keluarga. “Saya sendiri tidak ada firasat atau mimpi apa-apa. Anak saya juga tidak pernah cerita kalau ada masalah,” ucapnya.

Sementara, Maryana, 86, nenek buyut korban menerangkan, cicitnya akan dimakamkan di Desa Bumi Genap. “Langsung kami makamkan begitu sampai di desa,” ucapnya. 

Lebih jauh dikatakannya, mereka tidak bisa menduga yang melatarbelakangi cicitnya melakukan hal tersebut. “Biarlah polisi yang menanganinya,” imbuhnya.

Sementara, paman sekaligus kakak kelas korban, Putra (17) mengaku, sehari sebelum kejadian, korban sempat datang ke rumahnya.  Saat itu, ujarnya, korban datang bersama temannya bernama Wahyu. Namun, Putra tidak merinci secara detail maksud kedatangan keduanya. “Ya, namanya keluarga. Pasti silaturahmi. Kalau masalah pribadi, saya tidak tahu,” ujarnya.

Terkait dugaan apakah korban ada masalah dengan temannya, baik teman pria atau pun teman wanita, menurut Putra, semuanya baik-baik saja. “Keponakan saya orang yang ceria. Punya banyak teman dan tidak terdengar ada masalah apa pun. Kalau pacarnya, saya tidak tahu,” jelasnya.

Sementara, pemilik indekosan, Mauladi, 53, mengatakan, korban memang indekos sejak 6 bulan terakhir. Senin (7/1) sore, ujarnya, korban sempat menitipkan surat. Tapi, lanjut dia, karena dirinya sedang tidak ada di rumah, surat tulisan tangan korban tersebut dititipkan ke tetangga sebelah rumahnya. Satu lagi, ada surat yang ditemukan di tong sampah dekat indekos korban. 

“Saya hanya baca sepintas saja. Terdapat kalimat yang kira-kira maksudnya saya tidak tahan lagi. Lainnya, tidak paham karena gunakan bahasa daerah. Saya tidak tahu ke mana surat itu sekarang,” paparnya. (vis/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Gadungan Ditabrak Korban Usai Rampas Tas Berisi Uang


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler