jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) akan memprioritaskan kuliah daring. Pasalnya, kuliah daring merupakan rintisan pembelajaran era digital.
"Di era digitalisasi, sistem pembelajaran konvensional akan ditinggalkan. Kampus bakal menjadi museum karena ditinggalkan mahasiswa," kata Menristekdikti Mohamad Nasir dalam Bedah Kinerja 2017 dan Fokus Kinerja 2018 di Kantor Kemristekdikti, Kamis (4/1).
BACA JUGA: Kampus Uka-uka, Siang Hari Terkesan Angker, Apalagi Malam
Dia menyebutkan, sampai saat ini ada 6.927 mahasiswa di seluruh Indonesia yang menjalani kuliah daring.
Perguruan tinggi yang menyelenggarakan kuliah daring terdiri dari 19 PTN dan 32 PTS. Sedangkan perguruan tinggi mitra 116 PTN dan PTS.
BACA JUGA: Targetkan MSTP Undip jadi Pusat Penelitian Desalinisasi Air
Disebutkan, ada lima PT yang terbaik melaksanakan kuliah daring yaitu Universitas Negeri Yogjakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM), Padjajaran (Unpad), Universitas Muhammadiyah Yogjakarta (UMY), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa)," ungkapnya.
Menteri Nasir menambahkan, peningkatan kuliah daring dimulai dari izin yang akan diperbanyak.
BACA JUGA: Menristekdikti Dorong Virus Wirausahawan Terus Ditularkan
Perguruan tinggi akan didorong untuk membuka prodi atau sistem pembelajaran yang menggunakan teknologi daring.
"Tujuannya agar bisa meningkatkan angka partisipasi kasar di seluruh Indonesia," ucapnya.
Nasir menambahkan, kuliah daring baru sedikit, karena masih percobaan selama 2017. Namun, ternyata berjalan dengan baik.
Itu sebabnya tahun 2018 bukan hanya Universitas Terbuka (UT) nanti yang menerapkan kelas jauh atau daring. Karena selama ini yang masyarakat tahu hanya UT. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti Kaget Lihat Kemegahan Universitas Pamulang
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad