jpnn.com, JAKARTA - Sosok Kartini pada masanya lekat dengan nilai- nilai perjuangan dan menjaga warisan budaya nusantara.
Saat ini, banyak sosok Kartini modern yang konsisten menjaga serta mewariskan budaya nusantara melalui karyanya. Salah satunya adalah sosok Era Soekamto.
BACA JUGA: Hari Kartini: Perjuangan Para Srikandi Manggala Agni, Tak Gentar Melawan Panasnya Api Karhutla
Perempuan berdarah Jawa ini adalah seorang Batik Prodigy, yang sangat paham tentang asal usul serta hakikat kebaya dan batik.
Era Soekamto mengaplikasikan karyanya melalui fashion, yaitu kebaya dan batik. Dalam merancang batik dan kebaya Era Soekamto mempunyai pakem dipegangnya teguh untuk melestarikan nilai luhur budaya Indonesia.
BACA JUGA: Inilah Para Kartini, Perawat Honorer K2 yang Berjuang Melawan Corona dan Nasib tak Menentu
Era Soekamto bukan semata perancang batik dan kebaya, tapi juga tokoh yang peduli, konsisten, dan melestarikan heritage Indonesia, terutama budaya Jawa.
Baginya, batik dan kebaya bukan hanya komoditas, tapi juga simbol perjuangan, identitas bangsa asli Indonesia. Filosofinya sangat dalam, baik sejarah maupun
spiritual
BACA JUGA: Pesan Menyentuh R.A Kartini ini Menguatkan Hati yang Gundah karena Corona
“semua bercerita tentang Tuhan” ujarnya. “Kebaya masih dicintai dan diminati perempuan Indonesia. Yang aku jangain banget itu kebaya kutu batu, kebaya kartini, kebaya jangan menir, kebaya sulam tangan,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, sebelum diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Era Soekamto bersama Martha Tilaar dan Wulan Tilaar mengadakan acara Afternoon Discussion & High Tea di Vastuhome, Jakarta.
Tema yang diusung yakni “Mindful Living and Legacy”. Dalam acara tersebut Era Soekamto berbagi cerita mengenai makna kecantikan yang sesungguhnya.
Menurutnya, kecantikan seorang perempuan itu melalui proses dan perjuangan dalam melewati rintangan yang panjang dalam hidupnya.
Cantik bukan didapat secara instan. dengan menambahkan sesuatu dari luar secara berlebihan.
“Kecantikan perempuan itu terpancar dari dalam diri secara alami, bukan dari apa yang dipakai. Kecantikan itu datangnya dari dalam hati. Perempuan menjadi kuat setelah melalui proses rintangan tersebut, seperti sebutir mutiara yang memerlukan proses alami yang panjang dan tanpa buatan tangan manusia dengan waktu
bertahun-tahun dalam sebuah kerang untuk menjadi secantik itu,” ucapnya.
Prinsip ini menjadi fondasi penting dalam memaksimalkan potensi diri sehingga dapat bermanfaat positif bagi orang banyak.
Menurut Era Soekamto, Martha Tilaar menjadi sosok nyata dalam hal tersebut. Selama 50 tahun, dia berkarya membangun negeri dan memberdayakan wanita
Indonesia, serta masyarakat. Kepada seluruh perempuan Indonesia, Era Soekamto mengucapkan Selamat Hari Kartin melalui video yang dibuatnya. Dengan semangat perjuangan R.A Kartini, Era Soekamto mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bisa bangkit secara pribadi dan kolektif.
Bukan hanya itu,Era Soekamto memprakarsai gerakan cinta kebaya. Dia mengajak wanita Indonesia untuk memakai kebaya dan mengunggah di akun masing-masing di Instagram.
Era Soekamto menyampaikan harapannya Bangsa ini bisa bangkit dalam kesadaran Tuhan seutuhnya, bangkit dalam cinta kasih, dan bangkit dalam peradaban yang
sebetulnya sudah terbentuk dari dulu, yakni budaya adiluhung.
Bertepatan dengan pandemic Covid19 Era Soekamto mengingatkan melalui video kebaya movement yang dibuatnya.
“Sebagai perempuan Indonesia kita harus paham legacy yang diturunkan kepada kita, yakni Habis Gelap, Terbitlah Terang. Kita harus mengalami pencerahan diri dan terang itu ada dalam diri kita masing-masing. Semoga apapun yang kita alami sekarang akan kita lalui bersama dengan baik,” pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia