Erdogan Dipermalukan di Swedia, Lihat Nasib Bonekanya

Jumat, 13 Januari 2023 – 23:12 WIB
Sekelompok demonstran menggantung terbalik boneka Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di depan Balai Kota Stockholm, Swedia pada Kamis (12/1). Foto: Reuters

jpnn.com, STOCKHOLM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diolok-olok sekelompok demonstran yang menggantung terbalik boneka pemimpin berusia 68 tahun tersebut di depan Balai Kota Stockholm, Swedia pada Kamis (12/1).

Insiden tersebut terjadi setelah Swedia menyatakan tidak akan memenuhi syarat-syarat yang diajukan Turki untuk mendapat persetujuan bergabung NATO.

BACA JUGA: Ledakan Mematikan Guncang Turki Menjelang Erdogan Berangkat ke Bali

Erdogan dianggap sebagai penghalang terbesar rencana Swedia bergabung dengan NATO.

Negara yang ingin bergabung dengan NATO harus mendapat persetujuan dari semua anggota pakta pertahanan tersebut.

BACA JUGA: Trump Cs Terkenal Anti-Islam, tetapi Erdogan Berharap Mereka Menang Pemilu AS

Ketentuan itu dimanfaatkan Erdogan untuk menekan Swedia agar mengambil sikap yang lebih tegas terhadap musuh-musuh pemerintah Turki yang berlindung di negara Skandinavia tersebut, seperti militan Kurdi dan organisasi yang disalahkan atas upaya kudeta 2016.

Pada hari Kamis, rekaman yang dibagikan oleh media Turki pro-pemerintah menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai protes oleh anggota PKK di mana mereka menggantungkan boneka Erdogan di luar balai kota Stockholm. Sangat sedikit orang yang bisa dilihat di rekaman itu.

BACA JUGA: Milisi Kurdi Bantah Tudingan Rezim Erdogan soal Ledakan di Istanbul, Siapa Berbohong?

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan Stockholm mengutuk insiden itu tetapi tidak merujuk langsung ke negara mana pun.

"Pemerintah melindungi debat terbuka tentang pilihan politik, tetapi sangat menjauhkan diri dari ancaman dan kebencian terhadap perwakilan politik," katanya di Twitter.

"Menggambarkan presiden yang dipilih secara populer dieksekusi di luar Balai Kota itu menjijikkan."

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan kepada penyiar TV4 pada hari Jumat bahwa tindakan itu "sangat serius" dan dia menganggapnya sebagai sabotase terhadap aplikasi NATO. Polisi mengatakan mereka tidak mengetahui insiden itu sampai selesai.

Kejaksaan Turki telah membuka penyelidikan pada hari Jumat atas insiden di Stockholm di mana patung Presiden Tayyip Erdogan digantung, kata media pemerintah, menambahkan tekanan diplomatik lebih lanjut dalam upaya Swedia untuk memenangkan persetujuan Turki untuk bergabung dengan NATO.

Kantor berita Anadolu milik negara Turki mengatakan penyelidikan diluncurkan setelah pengacara Erdogan mengajukan petisi hukum.

"Sebuah pengaduan pidana telah diajukan ke kantor kejaksaan kepala Ankara, menuntut agar penyelidikan dilakukan terhadap para pelaku," tulis pengacara presiden Huseyin Aydin di Twitter.

Menggemakan media Turki pro-pemerintah yang menyiarkan rekaman insiden itu, Aydin mengatakan insiden itu dipahami telah diorganisir oleh kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin mengutuk protes "menjijikkan dan keji" itu dan mengatakan pihak berwenang Swedia wajib mengambil langkah konkret berdasarkan hukum dan kesepakatan dengan Turki.

"Kecuali aktivitas organisasi teroris dihentikan, proses keanggotaan NATO tidak mungkin berlanjut," katanya di Twitter.

Kecaman serupa datang dari pejabat Turki lainnya, dengan ketua parlemen Mustafa Sentop membatalkan kunjungan rekannya dari Swedia ke Turki pada 17 Januari.

"Teroris PKK itu dapat menantang pemerintah Swedia di jantung Stockholm adalah bukti bahwa otoritas Swedia belum mengambil langkah yang diperlukan melawan terorisme," kata direktur komunikasi kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, di Twitter. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler