jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Istana Bogor, Minggu (20/7).
Dia mengatakan pada pertemuan tersebut membahas mengenai industri pertahanan.
BACA JUGA: Pengamat Apresiasi Komitmen Erick Thohir Seleksi Timnas U-17 Tanpa Pemain Titipan
Hal tersebut diungkapkan Erick Thohir saat ditemui pada acara Festival Hijriah 1 Muharram 1445 H di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu malam.
"Pertemuan dengan Pak Prabowo dan Pak Presiden lebih bicara mengenai industri pertahanan. Di mana kami konteksnya, kalau lihat geopolitik, kami tidak boleh ketinggalan dalam membangun industri pertahanan," katanya.
BACA JUGA: Saling Melengkapi, Prabowo-Erick Perpaduan Ideal Militer dan Sipil
Ketua Umum PSSI itu menjelaskan pembangunan industri pertahanan bukan berarti Indonesia ingin melakukan penyerangan, melainkan merupakan upaya mempersiapkan pertahanan di dalam negeri.
Dia mengemukakan dalam pertemuan tersebut dibahas rencana untuk meninjau pabrik peluru di Turen, Malang, Jawa Timur.
BACA JUGA: Pilpres Makin Dekat, Jokowi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Prabowo & Erick
"Di situlah kenapa kemarin ada rencana Bapak Presiden dan Pak Prabowo akan melihat pabrik peluru yang ada di Turen, Malang, sebagai fasilitas yang terbaru karena kami memang perlu," ujarnya.
Erick juga mengungkapkan keinginan Presiden Jokowi untuk memindahkan PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia ke kawasan industri di Subang, Jawa Barat.
Hal tersebut agar bisa lebih dekat dengan Bandara Kertajati.
"Kalau kami lihat juga bagaimana ketika di Kertajati, Bapak Presiden menginginkan adanya Pindad dan PT DI itu pindah ke kawasan industri Subang supaya terpadu karena lokasi Pindad dan PT DI itu sudah di tengah kota,” katanya.
Guna menindaklanjuti pembahasan dengan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo itu, Erick pun telah mengajak Wakil Menteri BUMN yang baru dilantik, Rosan Roeslani, untuk bisa menindaklanjuti rencana pengembangan industri pertahanan.
Rosan Roeslani, yang masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS, diminta Erick untuk menindaklanjuti kerja sama pembelian sejumlah alat pertahanan.
"Saya tidak tahu detailnya, tetapi pembelian beberapa alat yang dibutuhkan Indonesia, seperti helikopter dan lainnya. Saya bukan ahlinya, jadi saya cuma mempersiapkan industrinya," katanya. (Antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkat Sukarelawan Jadi Menteri, Jokowi Tunjukkan Kekecewaan terhadap PDIP
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian