Erupsi Berkurang, Lereng Merapi Berlubang

Warga Menduga Keluarkan Gas Berbahaya

Rabu, 10 November 2010 – 05:00 WIB

BOYOLALI - Erupsi yang disertai gempa dahsyat beberapa hari lalu berdampak pada kondisi lereng Gunung MerapiWarga menemukan dua titik yang diduga mengeluarkan gas di bawah Bukit Watu Gajah dan Gajah Mungkur, Boyolali

BACA JUGA: Ribuan Warga Masih Bertahan di Zona Bahaya

Dua titik yang berada hana empat kilometer dari puncak Merapi ini terus menyemburkan asap putih tebal.

Bau belerang menyengat tercium di sekitar dua titik tersebut
"Baunya seperti belerang

BACA JUGA: Jalur Selo-Magelang Dibuka Lagi

Warga tidak mau mendekat khawatir menghirup gas beracun," kata salah satu perangkat Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali Slamet Sutanto, 40, ketika ditemui di rumahnya, Selasa (9/11).
    
Kepulan asap putih tebal itu terlihat jelas dari rumahnya
Bila tidak dalam kondisi berkabut, asap tersebut membubung tinggi

BACA JUGA: Gempa Sukabumi tak Berpotensi Tsunami

Kondisi ini pun sempat membuat kaget wargaSebab, dari jarak kejauhan sekitar dua kilometer, terlihat lubang mirip gua di dua titik yang mengeluarkan asap tebal tersebut.

Pihaknya khawatir dengan keberadaan dua titik berlubang disertai kepulan asap itu mengancam keselamatan wargaSebab, jarak dari perkampungan hanya sekitar satu hingga dua kilometer sajaDi bawah bukit itu ada tiga dusun di Desa Jrakah"Sampai saat ini warga belum berani menghuni rumahnya," tandas Slamet.

Kedua lubang itu, akan terlihat sangat jelas saat malam hari.  Suara gemuruh dan semburan gas di wilayah Selo, menurut Slamet, juga berasal dari rongga ituAkibatnya sebanyak enam rumah di dusun Sepi nyaris rata dengan tanah.

Enam rumah itu tidak kuat terkena guncangan gempaHingga saat ini warga belum bisa membersihkan rumahnyaSebab, dikhawatirkan bakal terjadi semburan awan panas dan lava dari rongga lubang yang mengeluarkan asap tersebutWarga tetap membiarkan rumah mereka roboh sebelum Merapi benar-benar aman.

Namun fenomena itu dianggap biasa oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) JogjakartaDi saat Gunung Merapi sedang erupsi dan terjadi gempa vulkanik maupun tektonik, bisa terjadi muncul retakan tanah di lereng MerapiRetakan ini bisa mengeluarkan asap dari perut gunung.
      
Kepala BPPTK Jogjakarta Subandriyo mengatakan, dalam sebuah gempa, tanah bisa retakBegitu juga bila Merapi terus erupsi dan disertai gempa, retakan tanah tidak bisa dielakkan di lereng Merapi"Retakan tanah itu bisa terjadi," katanya ketika dihubungi tadi malam.

Terkait bisa membentuk sebuah lubang, menurut Subandriyo, tergantung dari kekuatan guncangannyaBila semakin besar, maka bisa membentuk rongga mirip guaNamun, bila kecil, hanya timbul retakan-retakan saja"Retakan atau rongga ini bisa mengeluarkan asap," jelasnya.
      
Meski demikian, asap yang keluar dari rongga ini tidak berbahayaBila aktivitas Merapi menurun, maka asap tidak keluar lagi"Rongga itu tidak mengeluarkan material vulkanikYang keluar hanya asap melalui pori-pori tanah gunung," tambah Subandriyo

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PV-MBG) mencatat bahwa seharian kemarin (9/11) aktivitas Gunung Merapi sudah berangsur menurunSemburan awan panas, gempa vulkanik maupun guguran lavar juga sudah tidak lagi berentetan

Hanya saja, gempa tremor masih terus berentetan dan gemuruh masih terdengar kerasKepala PV-MBG, Surono, mengatakan bahwa dari hasil rangkuman pengamatan terkini menunjukkan erupsi Merapi masih berlangsung namun dengan intensitas menurunSeharian kemarin, gempa vulkanik hanya delapan kaliSedangkan, semburan awan panas hanya 13 kali"Berbeda sehari sebelumnya yang masih berentetan," katanya

Surono memaparkan, pengamatan dari pos pengamatan Merapi di Ketep, memang selalu terdengar suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga kuatSuara gemuruh cukup kuat terdengar pada pukul 02:08 yang disertai hembusan asap membumbung tinggiLantas pada pukul 08:03, juga terjadi semburan awan panas"Di sela semburan awan panas itu juga teramati sinar api dan suara guguran lava," jelas Surono

Pada pukul 05:00, juga teramati kolom asap setinggi 1.500 meterSemburan awan panas itu terbawa arah angin dari timur ke baratSedangkan hujan abu vulkanik masih terjadi di wilayah Selo sebelah barat sejak pukul 09.00 hingga 10.30

Selain pengamatan visual dan seismic, PV-MBG juga mengamati dari rekaman CCTVTampak pada rekaman itu guguran lava mengarah ke Kali Gendol terjadi sebanyak dua kali dengan jarak luncur maksimum 800 meterPukul 14.04 terasa gempa tektonik 5,6 SR dengan pusat gempa di 94 kilometer barat daya Jogjakarta

Meski aktivitas Merapi menurun, namun status awas level 4 belum dicabutSebab, semakin bertambahnya material erupsi di  sepanjang alur sungai yang berhulu dari puncak Merapi bisa berpotensi menimbulkan banjir lahar di seluruh sungai tersebut"Status masih tetap awas," tandas dia

Terkait gempa dengan kekuatan 5,6 SR yang mengguncang Jogjakarta tidak ada kaitannya dengan aktivitas MerapiGempa itu merupakan gempa tektonikHal ini diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Stunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Moch Riyadi"Ini gempa tektonikTidak ada hubungannya dengan Merapi," jelasnya

Dia mengungkapkan, gempa berada di titik koordinat 8,98 LS - 110,08 BTGempa ini berada di 125 kilometer barat daya BantulLantas pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di dasar laut"Kami belum mendapat informasi getaran ini dirasakan di mana saja," kata dia(un/nan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Samarinda, Baik di Mata KPK Jeblok Versi TII


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler