Kelima putra-putri Minang tersebut adalah Gamawan Fauzi (Mendagri), Patrialis Akbar (Menkum Ham), Linda Amalia Sari (Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak), Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informasi) serta Armida S Alisjahbana (Menneg PPN/Kepala Bappenas)Sementara Menneg BUMN Mustafa Abubakar tercatat sebagai Rang Sumando Minang
BACA JUGA: Senin, MK Sidang Judicial Review UU KPK
Sebab sang istri, Darliza Hamzah berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat."secara formal memang kami berlima yang dilantik jadi menteri, tapi secara kultural ini adalah sebuah kepercayaan seorang presiden terhadap masyarakat Minang yang telah memunculkan berbagai hal kreatif baru terhadap perjalanan sejarah bangsa
BACA JUGA: Rame-Rame Susun Program 100 Hari
Namun dalam kabinet sekarang sekitar 17 persen diisi oleh Minang," kata Gamawan Fauzi, dalam acara silaturrahim dan doa bersama lima menteri dan tokoh masyarakat di kediaman dinas Ketua DPD RI Irman Gusman, kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu (24/10).Munculnya berbagai hal baru dari Sumbar yang telah mewarnai roda pembangunan bangsa ini, lanjut Gamawan Fauzi, tidak lahir begitu saja
BACA JUGA: Menko Dipandang Tak Perlu
"Karena ini sebuah proses, maka sudah pada tempatnyalah kami menyampaikan terima kasih terhadap para senior-senior, yang telah membimbing kami dan para bupati serta walikota."Selain itu, Mendagri Gamawan Fauzi secara khusus juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh media massa di Sumatera Barat yang telah memberi ruang secara proporsional terhadap berbagai hal-hal baru yang muncul di Sumbar hingga berbpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Jika pers tidak memberi ruang, maka apapun hal-hal baru tersebut akan hilang dan bangsa ini tentu berjalan tanpa warna keminanganJadi yang sukses itu bukan kami berlima tapi ini sukses masyarakat Sumbar," tegas Gamawan Fauzi, lagi.
Mendagri juga mengumpamakan dirinya bagaikan pemain bolaDulu saya hanya bermain di lapangan kampung di Kabuputan Solok yang ukurannya hanya 5 X 20 meter, lalu pindah ke Provinsi Sumbar dengan ukuran 60 X 80 meterSyukur di dua lapangan itu saya bisa bermain sesuai aturan yang berlaku"Kini saya bermain di Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta dengan predikat pemain nasionalSehebat apapun permainan saya, kalau tidak didukung oleh suporter yang fanatik, maka saya akan lelah sendirianUntuk itu, dukungan masyarakat luas sangat kami butuhkan," ujar mantan Bupati Solok dan Gubernur Sumbar itu.
Senada dengan Mendagri, Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkum Ham) Patrialis Akbar menambahkan, soal kepercayaan Presiden SBY terhadap putra-putri Minangkabau, selain karena banyaknya hal-hal baru yang muncul dari Sumatera Barat, juga dikarenakan filosofi dan kentalnya sikap State Nation-nya orang Minang.
"Di mana pun mereka berada, hanya ada sikap yang dimiliki oleh orang Minangkabau, yakni State Nation-nya menonjolKita tidak menonjolkan etnis, apalagi kesukuanBangsa ini mencatat, dimana pun orang Minang berada, kehadirannya pasti sebagai pemersatu," tegas mantan Anggota Komisi III DPR itu.
Sejalan dengan state nation orang Minang tersebut, salah satu tugas berat yang harus saya selesaikan adalah mengakselerasikan semua produk undang-undang yang selama ini tumpang-tindih dan kontradiktifSukses tidaknya kami di kabinet, sangat tergantung dari bantuan masyarakat Sumatera Barat baik di rantau maupun di kampung, imbuhnya.
Selain itu, tugas yang juga tidak kalah pentingnya adalah membenahi Lembaga Pemasyarakat (LP), keimigrasian, perizinan perseroan hak paten dan hak azasi manusia"Dari pertemuan selama 4 jam dengan eselon I dan II di Depkum Ham, ternyata hutan-rimba departemen itu luar biasa," tegasnya.
Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari, menegaskan bisa jadi salah satu pertimbangan Presiden SBY untuk memilih dirinya duduk di kabinet karena adanya prinsip kesetaraan gender yang dianut oleh Masyarakat Minang selama ini"Saya memang sudah 19 tahun aktif di organisasi wanita baik nasional maupun internasionalTapi ada modal lain yang saya kira juga jadi pertimbangan mendasar bagi presiden untuk menunjuk saya jadi menteri yakni latar belakang saya sebagai orang Minang yang sangat menghargai eksistensi perempuan sebagaimana yang tertuang dalam konsep "Bundo Kanduang."
Dia juga menjelaskan bahwa neneknya berasal dari Padang Pariaman dan kakek serta bapaknya Ahmad Taher (alm) dari Kota Medan"Jadi dalam darah saya mengalir berbagai berbagai etnis, ada Minang, Medan, Jawa, MelayuTapi satu hal yang harus dipercaya oleh masyarakat Sumbar, kapanpun dan dimanapun, saya tetap mencintai MinangkabauJangan ada keraguan tentang cinta saya terhadap Sumbar," tegas Linda.
Dia juga menyampaikan permintaan maaf dari suaminya yang juga mantan Menteri Perhubungan karena tidak bisa hadir"Tadi suami saya berpesan beliau tidak bisa hadir, karena masih banyak tamu di rumahSelain itu, beliau juga kembali mengingatkan sebagai menantu orang Minang, Agum Gumelar di saat jadi Menteri Perhubungan telah mempersembahkan Bandara Internasional Minangkabau bagi masyarakat Sumatera Barat." (fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bibit-Chandra: Rekayasa Itu Nyata
Redaktur : Tim Redaksi