"Kinerja DPR masih jelek, pemalas lagi," kata Sebastian Salang, dihadapan Ketua DPR Marzuki Alie, dalam acara refleksi akhir tahun DPR, bertema 'Satu Tahun DPR, Apa Yang Dihasilkan?', di pressroom DPR, gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Kamis (23/12).
Jauh sebelum acara refleksi ini dilangsungkan, kata Salang, Formappi telah berupaya untuk mencari celah guna memuji dewan
BACA JUGA: Wako Jogja: Ruhut Perkeruh Suasana
Tapi niat baik itu tidak kunjung terwujud karena memang belum ada satupun produk yang baik dari dewan untuk rakyat Indonesia.Padahal, awal-awal keanggotaan DPR ini dilantik, Oktober 2009, masyarakat sangat optimis lembaga ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya
"Tapi setelah tiga atau empat bulan bekerja, optimisme masyarakat itu mulai memudar setelah melihat cara-cara DPR menangani skandal dana talangan Rp6,7 triliun untuk Bank Century," papar Salang.
Belum tuntas kasus Bank Century, di tengah-tengah kesulitan rakyat menyiasati hidupnya, dewan dihebohkan lagi oleh blunder lainnya berupa keinginan anggotanya untuk merealisasi dana dan rumah aspirasi serta dana desa, papar dia.
Blunder berikutnya soal pembangunan gedung Parlemen RI yang baru dengan rencana anggaran sekitar Rp1,6 triliun dan plesiran anggota DPR ke luar negeri di tengah bangsa ini bertubi-tubi mengalami bencana alam
BACA JUGA: THR Natal Bisa Dikemas sebagai Tunjangan Kinerja
"Semua blunder tersebut diatas sangat mendorong DPR dan anggotanya menjadi terpuruk dan di mata masyarakat," ungkap Sebastian Salang.Dari keseluruhan blunder yang diperbuat DPR dalam masa satu tahun pertama tugasnya, Formappi secara objektif juga menyebut dua gagasan DPR yang bernilai positif masing-masing soal pembangunan gedung parlemen baru dan rumah aspirasi.
"Secara objektif gedung parlemen yang saat ini dipakai memang sudah tidak memadai lagi
BACA JUGA: KPK Lebih Gencar Buru Aset Koruptor
Untuk dua hal ini Formappi sependapat dengan pimpinan DPR," kata Salang.Namun karena gagasan itu sosialisasi dalam waktu dan suasana yang tidak tepat serta disampaikan oleh para anggota dewan yang tidak menguasai keterampilan komunikasi politik yang memadai, akhirnya tetap saja jadi blunder, imbuh Salang.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walikota Yogya Setuju Gubernur Dipilih DPRD
Redaktur : Tim Redaksi