TARAKAN -- Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri tidak membantah tudingan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa kinerja polisi lambat pada saat melakukan penanganan konflik di beberapa tempatSeperti konflik antar kelompok di Tarakan dan di Jl
BACA JUGA: 90 Persen Jamaah Haji Telah Divaksin
Ampera JakartaUntuk itu, orang nomor satu di jajaran kepolisian ini berjanji akan melakukan perbaikan sistem dengan melakukan percepatan tindakan di lapangan
BACA JUGA: Anjing Pelacak Ikut Buru Teroris di Sumut
“Yang jelas dalam berbagai rangkaian, kita akan melakukan percepatan tindakan,” ujarnyaBACA JUGA: Tersangka Bom Onthel Dites Kejiwaan
Namun begitu, dia tidak menampik jika di tempat lain masih perlu dievaluasi.“Di tempat lain memang ada yang perlu dievaluasi seperti yang terjadi di Jalan Ampera,” katanyaMenurutnya, keterlambatan penanganan yang dilakukan Polda Metro Jaya, tentu akan dilakukan evaluasi di jajaran kepolisian“Senin saya akan kumpulkan beberapa kapolda-kapolda di Polda Metro untuk evaluasi ini,” kata kapolri.
Khusus untuk penanganan konflik di Tarakan, menurut Bambang semua sudah berjalan dengan semestinyaDan perdamaian lebih cepat dilakukan lantaran ada upaya-upaya persuasif yang dilakukan pemerintah bersama aparat dengan para tokoh adat setempatKapolri mengingatkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah konkrit dan dapat dilakukan secara bersama.
“Untuk pengamanan saya nanti akan lapor panglima kalau bisa pasukan TNI tidak ditarik duluSetelah itu tentu ada kebijakan lain,” pesannyaMenurut kapolri, dalam penanganan kasus-kasus konflik antar kelompok warga seperti ini, kapolda dibantu pangdam, gubernur dan semua struktur harus bergerak untuk melakukan pencegahan lebih lanjut agar masalahnya tidak berkembang.
“Kita di pusat tidak diam, kita terus melaporkan situasi di lapangan ke bapak presiden, dan langsung kontak dengan panglimaDan hasilnya, panglima setuju menerjunkan aparat TNI untuk bergabung dengan aparat kepolisian,” jelasnya.
Dalam penanganan konflik di Tarakan, kapolri mengaku telah memberikan arahan khusus kepada beberapa kapolda, seperti Kapolda Kalsel, Kapolda Kalteng, Kapolda Kalbar, Kapolda Sulteng, Kapolda Sulsel dan Kapolda Sulbar dalam rangka melakukan rangkaian pencegahan agar tidak termakan provokasi yang dikembangkan di wilayah masing-masing.
Dalam penanganan masalah urgensi seperti ini, menurut kapolri semua system harus berjalanBahkan dia meminta agar segera dibuat SOP (standar operasi prosedur) sehingga dalam menghadapi masalah apapun tidak ada yang saling menunggu“Jadi tidak ada yang merasa ini punyanya siapa, tapi sistem berjalanSiapa yang terdepan dan mengetahui lebih awal, silakan turun dan bersama yang lain untuk melakukan langkah-langkah yang perlu dilakukan saat itu,” tegasnya.
Pasca kerusuhan ini, kapolri meminta agar patroli bersama yang dilakukan TNI Polri, terus dilakukanSeperti patroli bersama di pusat-pusat kegiatan masyarakat yang bisa dijadikan sasaran provokasi”Aparat di lapangan setiap hari harus terus lakukan evaluasi harianPerkembangan yang terjadi segera tuntaskan, jangan tunggu sampai besokHari itu juga tuntaskanTurunkan tim, sosialisasikan!” tegasnya.
“Tadinya saya berpikir 40 ribu pengungsi ini kita tahan dulu sekitar 3 hari, dan setelah dilakukan sosialisasi dan pola pengamanan barulah mereka dipulangkan,” ujar kapolriAtas kondisi yang kondusif ini, dia memberikan apresiasi“Karena kesigapan dari sistem yang sudah dibangun mulai TNI, polisi semua berperanAtas seizin presiden, kita akan terus berupaya untuk berupaya melakukan sosialisasi,” pungkasnya(ddq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ringkus, Hidup atau Mati!
Redaktur : Tim Redaksi