jpnn.com, PURWOKERTO - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menyoroti klaim Tiongkok atas wilayah Luat Natuna Utara.
Dia menilai pemerintah harus lebih keras lagi mempertahankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Natuna Utara.
BACA JUGA: Waduh, Hal ini Ternyata Bisa Berakibat Depresi Hingga Bunuh diri
"Pemerintah harus memperkuat alutsista (alat utama sistem senjata) karena prinsip kita itu tidak boleh ada kedaulatan kita yang dilanggar."
"Apalagi kita ini pionir dalam UNCLOS (Nation Convention on the Law of the Sea)," ujar Fadli Zon di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (21/9).
BACA JUGA: Hamdalah! Tinggal 3 Wilayah di Pulau Jawa Berstatus PPKM Level 4
Fadli Zon mengatakan klaim Tiongkok soal Nine Dash Line yang menganggap bahwa Natuna wilayah mereka, itu tidak bisa diterima.
"Menurut saya, seharusnya lebih keras lagi untuk mempertahankan zona ekonomi eksklusif kita di Natuna itu."
BACA JUGA: Awas Bahaya Gelombang Ketiga COVID-19!
"Jangan sampai ada kapal-kapal dari Tiongkok, bahkan dari negara lain yang mengambil keuntungan dari zona ekonomi eksklusif kita," katanya.
Kendati demikian, Fadli mengakui kondisi peralatan dan anggaran pemerintah Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan di Natuna masih kurang.
Karena itu, pemerintah semestinya memperkuat peralatan dan anggaran tersebut.
Fadli Zon mendorong pemerintah untuk melakukan upaya lain di samping melalui diplomasi.
"Kalau menurut saya, mungkin selain diplomasi, kita 'kan mempunyai hubungan dengan Cina di berbagai sisi perdagangan."
"Seharusnya diplomasi di dalam perdagangan itu diikutsertakan soal Laut Cina Selatan, jangan ganggu wilayah kedaulatan kita," kata politikus Partai Gerindra itu.
Di sisi lain, kata dia, pemerintah juga harus memperkuat secara fisik keberadaan Indonesia di wilayah utara Natuna itu dengan menempatkan personel TNI Angkatan Laut dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
"Akan tetapi kita tahu 'kan, situasinya kita terutama Bakamla sendiri tidak mempunyai kapal-kapal yang memiliki persenjataan yang mempunya efek destroyer (merusak) walaupun kita tidak menginginkan terjadinya konflik di sana," pungkas Fadli Zon.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang