jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, wacana membangun penjara khusus koruptor di pulau terpencil masih harus dikaji secara mendalam. Semua harus dikaji secara holistik.
"Saya kira perlu ada kajian yang mendalam, karena sering kali kita mau mengambil gagasan ide dari sebuah peristiwa. Ini harusnya lebih holistik," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/6).
BACA JUGA: Respons Menkumham Didesak Mundur karena Ulah Setya Novanto
BACA JUGA: Fadli Zon Kritik Pemerintah Minim Kajian Soal Penerbangan
Fadli mengatakan, lembaga pemasyarakatan yang ada sekarang ini juga perlu ditinjau ulang. Sebab, lanjut Fadli, hampir semua lapas mengalami kelebihan kapasitas. Terutama lapas yang terkait perkara narkoba.
BACA JUGA: Alasan Menkumham Pindahkan Novanto ke Gunung Sindur
Penanganan persoalan lapas ini tidak boleh tambal sulam. Jangan hanya ketika ada peristiwa lalu mengambil solusi yang tidak holistik, tegas Fadli lagi.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menambahkan, mereka yang berada di dalam tahanan harus diberikan keadilan dan kemanusiaan.
BACA JUGA: Dirjen PAS Tak Bisa Disalahkan karena Pelanggaran Berat Setya Novanto
"Lapas Sukamiskin itu dibangun 100 tahun yang lalu itu cukup manusiawi, tetapi di lapas lain saya kira yang saya kunjungi cukup banyak over kapasitas dan tidak manusiawi, tidak layak," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, memunculkan wacana membuat penjara di pulau terpencil untuk koruptor.
"Iya sudah ada pemikiran ke sana untuk membuat suatu lapas khusus untuk koruptor, untuk narkotika, untuk para pelaku terorisme, sudah ada pemikiran itu.
Bahkan kita juga sudah memikirkan bagaimana kalau kita menggunakan pulau-pulau terpencil," kata dia di Jakarta, Senin, (17/6).
Persoalan tersebut muncul sebagai respons terbongkarnya kasus pelesiran terpidana korupsi e-KTP mantan Ketua DPR Setya Novanto. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon Kritik Pemerintah Minim Kajian Soal Penerbangan
Redaktur & Reporter : Boy