jpnn.com - MERAUKE - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengharapkan Bandara Frans Kaisiepo yang ada di Kabupaten Biak Numfor, Papua bisa dikembalikan fungsinya sebagai bandara internasional karena banyak keuntungan yang akan didapat kalau bandara yang sempat menjadi jalur utama menuju Honolulu, Hawaii itu bisa aktif kembali.
"Akan banyak keuntungan kalau Bandara Biak diaktifkan kembali sebagai bandara transit masyarakat yang ingin menuju Honolulu, Amerika Serikat," kata Fahri Hamzah, dalam pertemuannya dengan Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi, di Merauke, Selasa (10/3).
BACA JUGA: Kisah Istri Terhipnotis Cowok Bersarung, Dikejarnya Sampai Dapat
Selain itu lanjutnya, juga akan mempercepat pembangunan di Indonesia Timur pada umumnya dan Papua Barat pada khususnya. "Ini untuk menghidupkan Indonesia Timur. Selama ini penerbangan ke luar negeri cenderung lewat Singapura, padahal kalau lewat Biak, perjalanan akan lebih singkat," ujarnya.
Untuk itu politikus PKS ini berharap agar bandara-bandara lain juga bisa dikembangkan. "Di samping bandara internasional, Indonesia perlu juga bandara-bandara lain sebagai pendukung. Jadi bandara lain juga harus ditingkatkan seperti Bandara Merauke untuk jadi pendukung dan cadangan," tambahnya.
BACA JUGA: Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Ibu Pembuang Bayi di Musala
Menurut Fahri, PT Angkasa Pura (Persero) sebaiknya bisa mewujudkannya. Terlebih menurutnya DPR sudah menyetujui APBNP untuk BUMN sebesar Rp 39 triliun.
"Kita menyetujui penambahan anggaran untuk Kementrian BUMN sebesar Rp 39 triliun. Dengan demikian BUMN diharapkan bisa menggunakan anggaran tersebut untuk program-program pembangunan. Kalau Angkasa Pura misalnya dapat anggaran itu kan bisa mengembangkan bandara-bandara yang ada," tegasnya.
BACA JUGA: Tubuh Tetangga Ternyata Lebih Molek
Sementara Gubernur Papua Barat, Abraham O Ataruri mengatakan bahwa pemerintah sudah berjanji untuk memperpanjang landasan Bandara Monokrawi sehingga bisa didarati oleh pesawat-pesawat besar.
"Pemerintah sudah berjanji untuk menambah landasan dari 2000 meter menjadi 2500 meter. Sayangnya kami masih terkendala masalah pembebasan lahan. Tanpa pembangunan infrastruktur, pembangunan tidak akan berjalan. Infrastruktur adalah urat nadi pembangunan," tandasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow...Batu Giok Green Borneo Bernilai Jual Tinggi Ditemukan
Redaktur : Tim Redaksi