jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah cemas dengan beredarnya kabar Presiden Joko Widodo akan melakukan reshuffle. Bukan mau mencampuri, namun Fahri khawatir perombakan kabinet saat ini berdampak kemunduran.
“Saya tidak mau bahas rehusffle karena itu hak presiden. Namun saya cemas, kebijakan presiden yang sering melakukan perombakan kabinet membuat cara pengambilan keputusan jadi semakin mundur," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/7).
BACA JUGA: Fahri: Memangnya Habib Rizieq ada Deal Sama Pemimpin ISIS?
Selain Fahri, sejumlah pengamat angkat bicara soal reshuffle. Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni mengatakan, jika presiden akan melakukan reshuffle jilid III maka pos kementerian di bidang ekonomilah yang harus menjadi prioritas utama.
Menurut Sya’roni, rentetan kebijakan tim ekonomi banyak yang menyengsarakan dan hanya akan menambah beban penderitaan masyarakat. "Cukup sampai di sini, tim ekonomi yakni Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, harus segera direshuffle," katanya, Jumat (14/7).
BACA JUGA: Khawatir, Kelemahan Jokowi Dimanfaatkan Kelompok Tertentu
Sementara Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, reshuffle harusnya berbasis kinerja, bukan karena persoalan partai semata. “Ini adalah reshuffle terakhir bagi Presiden Jokowi,” ujarnya, Jumat (14/7).
Dia mengatakan, setiap reshuffle itu ujungnya adalah untuk peningkatan kinerja. Tidak hanya sebatas ganti menteri untuk menyenangkan partai atau bawa gerbong baru dan membuang yang lama. “Tidak itu sebetulnya. Rohnya itu memperbaiki. Kalau reshuffle berkali-kali dan tidak ada korelasi atau tidak ada relevansinya terhadap kinerja Presiden Jokowi, malah berbahaya,” ujarnya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Fahri Hamzah Anggap Penerbitan Perppu di Masa Sidang Sangat Aneh
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suara Lantang Fahri Hamzah Untuk Jokowi, Diunggah 2 Jam Lalu, Sudah 2153 Terbagi
Redaktur & Reporter : Boy