jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengingatkan LSM agar cermat jika menyampaikan kritikan terkait hitung-hitungan anggaran. Jangan hanya menyebut angka-angka tapi menyembunyikan variabel penentu di balik sebuah jumlah.
"Dihitung dulu, berapa rumah dinas anggota Dewan. Lalu satu rumah berapa kamar. Kalau satu satu rumah ada empat kamar, kan sudah jelas hitungannya, 560 kali 4 kamar. Lalu Wisma DPR di Kopo, Bogor itu berapa unit dan kamarnya berapa? Jangan kucuk-kucuk sekian ratus miliar rupiah," kata Fahri Hamzah, menyikapi isu kasur anggota DPR, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Jumat (21/8).
BACA JUGA: Inilah Trik Pertamina Agar Pengguna Elpiji 12 Kg Tak Pindah ke 3 Kg
Dia berharap jangan masalah pengadaan kasur tersebut ke isu yang jelek. "Setiap rupiah yang dipakai oleh Kesekjenan DPR itu semua ada auditnya. Untuk diketahui, hasil audit BPK terhadap DPR ini Wajar Tanpa Prasyarat (WTP) lho," tegasnya.
Lagi pula lanjut politikus PKS ini, DPR satu-satunya lembaga Negara yang anggarannya dibuka tiap hari. "Mau bikin gedung saja diskusinya bertahun-tahun, sementara lembaga lain, cluk... bikin gedung, cluk... bikin gedung. Tak ada diskusinya, tiba-tiba jadi itu barang," jelasnya.
BACA JUGA: Ada Tersangka Baru Korupsi Kondensat? Buwas: Lihat Saja Nanti
Menurut Fahri, DPR ini adalah lembaga Negara yang paling tranparan hingga memperoleh WTP. "Itupun kita masih saja dicaci-maki di ruang publik," tegasnya.
"Dewan ini kan wakil anda juga. Tak ada Dewan, tidak ada yang mengawasi pemerintah, tak ada Dewan, tidak juga demokrasi," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Gerah dengan Tayangan Sinetron gak Mutu
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Pekerja Asing PLTU Celukan Bawang
Redaktur : Tim Redaksi